Hidayatullah.com—Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim mengatakan dirinya berharap dapat mengambil alih jabatan perdana menteri Malaysia pada pertengahan 2020. Hal itu disampaikan Anwar dalam wawancara dengan Bloomberg Television yang disiarkan hari Rabu (18/9/2019).
Dalam wawancara dengan kanal berita itu, Anwar ditanya apakah bulan Mei 2020 merupakan waktu peralihan kekuasaan.
“Ada kesepahaman bahwa hal itu harus dilakukan sekitar masa itu, tetapi saya tidak dapat menetapkan bulan pastinya,” kata Anwar, seperti dilansir CNA.
“Namun, ada kesepahaman bahwa dia (PM Mahathir Mohamad) akan mengundurkan diri dan bahwa saya yang kemudian akan melanjutkannya,” imbuh Anwar.
Tenggat Mei 2020 merupakan kesepakatan awal di kalangan partai-partai koalisi dalam Pakatan Harapan.
Mahathir, yang menyebut dirinya sendiri sebagai “perdana menteri sementera”, dalam beberapa kesempatan mengatakan bahwa dia akan menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan kepada Anwar Ibrahim sebagaimana yang telah disepakati. Namun, sejumlah pernyataannya yang lain justru menimbulkan keraguan bahwa politisi kawakan Malaysia itu akan memenuhi janjinya.
Di sekitar Mahathir, muncul suara-suara dukungan agar dia menggenapkan masa jabatannya hingga 2023. Termasuk yang mendukung usulan itu adalah wakil presiden PKR yang juga menteri perekonomian Malaysia, Azmin Ali, yang belum lama ini dikait-kaitkan dengan skandal video liwath yang menyulut gesekan di kalangan dalam PKR.
Dalam wawancara dengan Bloomberg itu, Anwar mengatakan bahwa rival-rivalnya tidak memiliki legitimasi.
“Tak ada tanda-tanda ada partai manapun yang memperkenalkan atau mempromosikan atau melobi nama-nama lain,” kata Anwar.
Meskipun demikian, “hal itu tidak menghentikan individu-individu lain yang berambisi,” imbuhnya, seraya menyebut orang-orang itu “tidak relevan”.*