Hidayatullah.com– Negara-negara Eropa mengalami kenaikan impor senjata hampir dua kalinlipat antara tahun 2014-2018 dan 2019-2023, sebesar 94 persen pada periode pengamatan, menurut hasil studi oleh Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) seperti dilansir Euronews (11/3/2024).
Sebagian besar kenaikan impor senjata oleh negara-negara Eropa antara tahun 2019 dan 2023 adalah disebabkan pengiriman senjata ke Ukraina pada 2022 dan 2023, yang menerima 23 persen dari impor senjata Eropa pada 2019-2023.
Dua negara Eropa – Prancis dan Italia – pada periode yang sama mendongkrak ekspor senjata mereka, dengan pembeli berasal dari sesama negara Eropa, Asia dan Timur Tengah.
Importir senjata terbesar adalah Ukraina, yang mencakup 23 persen dari keseluruhan impor Eropa pada 2019-2023. Selanjutnya disusul oleh Inggris (11 persen dari impor senjata Eropa) dan Belanda (9,0 persen).
Mayoritas dari 55% senjata yang diimpor oleh negara-negara Eropa pada 2019-2023 berasal dari Amerika Serikat, yang ekspornya ke Eropa naik 35% dibandingkan periode 2014-2018.
“Banyak faktor yang membuat negara Eropa anggota NATO memutuskan untuk mengimpor senjata dari AS, termasuk membina hubungan trans-Atlantik di samping isu-isu yang lebih berhubungan dengan teknis, militer dan biaya,” kata Direktur SIPRI Dan Smith dalam rilis pers. “Apabila hubungan trans-Atlantik berubah di tahun-tahun mendatang, kebijakan pengadaan senjata negara-negara Eropa kemungkinan juga berubah.”
Amerika Serikat dan Prancis saat ini mendominasi ekspor senjata global, dengan kenaikan 17% dinikmati Washington antara 2014-2018 dan 2019-2023 dan kenaikan 47% dinikmati Paris pada periode yang sama.
Amerika Serikat saja mencakup 42% total ekspor senjata global, mengirimkan alat perang buatannya ke 107 negara antara tahun 2019 dan 2023, lebih banyak dibandingkan eksportir besar senjata lainnya.
Sementara itu kenaikan ekspor senjata Prancis kebanyakan didorong oleh pengiriman pesawat tempur ke India, Qatar dan Mesir.
Untuk pertama kalinya Prsncis mengalahkan Rusia dalam senarai eksportir senjata terbesar dunia, menempati urutan kedua sementara Rusia di posisi ketiga.
Hal tersebut disebabkan sementara ekspor Prsncis naik, ekspor Rusia terpangkas setengahnya (-53%) pada periode yang sama. Rusia mengekspor senjata ke 31 negara pada 2019, tetapi menurun menjadi ke hanya 12 negara pada 2023.
Kebanyakan tujuan ekspor senjata Prancis (42%) adalah negara-negara di Asia dan Oseania, sementara 34% ke negara Timur Tengah.
Importir terbesar senjata buatan Prancis adalah India, dengan hampir 30% total ekspor Prancis. India merupakan importir terbesar senjata fi dunia antara 2019-2023, meskipun pemasok senjata utamanya masih tetap Rusia, yang mencakup 36% dari total impor senjata pemerintah Delhi.
Kurun tiga tahun terakhir, ekspor senjata Italia melonjak 86%, sementara Korea Selatan merangkak naik 12%.
China justru mengalami penurunan ekspor senjata 5,3%, Jerman dan Inggris 14%, Spanyol 2,2% dan Israel 25%.
Ada lima negara Eropa di samping Rusia yang berada dalam senarai 10 eksportir senjata terbesar dunia, yaitu Prancis (ke-2), Jerman (ke-5), Italia (ke-6), Inggris (ke-7), Spanyol (ke-8). Belanda berada di posisi ke-12, Swedia (13), Polandia (14), Swiss (17), Ukraina (18), Norwegia (19), Belgia (22) dan Belarusia (23).
Pada periode 2019-2023 sebanyak 30% ekspor senjata dunia dibeli negara-negara di Timur Tengah, dengan pembeli terbanyak dari kawasan itu adalah Arab Saudi, Qatar dan Mesir.
Pemasok senjata terbesar ke Timur Tengah adalah Amerika Serikat (52%), diikuti oleh Prancis (12%), Italia (10%) dan Jerman (7,1%).
Importir terbesar senjata pada 2019-2023 adalah India, Arab Saudi dan Qatar, serta Ukraina yang menerima pasokan senjata dari lebih 30 negara pada 2022-2023.
Sementara itu Israel, yang sedang melakukan genosida di Gaza, mengimpor senjata dari Amerika Serikat sebanyak 69% dan dari Jerman sebanyak 30%.*