Hidayatullah.com– Amerika Serikat menyerahkan kepada Ukraina persenjataan kecil beserta amunisi milik Iran yang disitanya saat dalam perjalanan pengiriman ke kelompok pemberontak di Yaman, kata militer AS hari Selasa (9/4/2024).
“Pemerintah AS mengirim 5.000 pucuk senjata AK-47, senapan mesin, senapan sniper, RPG-7 dan lebih dari 500.000 amunisi 7.62mm kepada Angkatan Bersenjata Ukraina” pada hari Kamis pekan lalu, kata US Central Command (CENTCOM) lewat media sosial seperti dilansir BBC.
Senjata dan amunisi itu dirampas oleh pasukan AS antara Mei 2021 dan Februari 2023 dari empat “kapal tak bernegara” ketika dalam perjalanan pengiriman dari Garda Revolusi Iran ke pemberontak Houthi Yaman, kata CENTCOM.
“Pemerintah memperoleh kepemilikan persenjataan ini pada 1 Desember 2023 melalui klaim penyitaan sipil Departemen Kehakiman,” imbuhnya.
“Dukungan Iran terhadap kelompok-kelompok bersenjata mengancam keamanan internasional dan regional, pasukan kami, personel diplomatik, warga kami di kawasan itu, serta mereka yang merupakan mitra-mitra kami. Kami akan terus melakukan apa yang kami bisa untuk untuk menyoroti dan menghentikan aktivitas destabilisasi yang dilakukan Iran,” katanya lagi.
Washington melakukan pengiriman senjata serupa ke Ukraina pada awal Oktober 2023, menyerahkan 1,1 juta amunisi kaliber 7.62mm yang dirampas pasukan Amerika dari kiriman asal Iran menuju Yaman.
Namun, pengiriman senjata artileri dan pertahanan udara yang sangat penting bagi Ukraina dijegal oleh para politisi Partai Republik di Kongres AS yang enggan menyetujui paket dukungan militer senilai $60 miliar sejak tahun lalu. Oleh karena itu Ukraina harus menghemat amunisi sampai ada pengiriman lagi dari Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Pada 12 Maret, Amerika Serikat mengumumkan paket bantuan senilai $300 juta untuk Kyiv – yang pertama sejak Desember 2023 – yang antara lain berisi senjata anti-pesawat dan anti-tank serta amunisi untuk artileri.
Paket itu didanai dengan uang yang dihemat Pentagon dari pembelanjaan lain, sehingga memungkinkan Gedung Putih memberikan bantuan militer ke Ukraina meskipun Kongres menolak.
Sejak awal invasi Rusia ke Ukraina, Washington merupakan donatur militer terbesar bagi Kyiv, jauh melampaui belasan sekutunya yang juga memberikan bantuan persenjataan ke Ukraina.*