Hidayatullah.com – Juru bicara militer sayap bersenjata Hamas, Brigade Al Qassam, Abu Ubaidah, mengatakan pada tanggal 25 Mei bahwa para pejuang telah menangkap dan menawan sejumlah tentara ‘Israel’ dalam sebuah operasi di Jabalia, Gaza utara pada hari itu.
“Terlepas dari perang genosida dan penghancuran tanpa pandang bulu, para pejuang kami telah dan tetap waspada terhadap pasukan musuh, melakukan puluhan operasi melawan mereka selama lebih dari dua minggu di Jabalia, Rafah, Beit Hanoun, dan semua poros agresi dan serbuan,” ujar Abu Ubaidah dalam pidato terbarunya.
“Operasi terakhir adalah operasi kompleks yang dilakukan oleh para pejuang kami pada sore ini, Sabtu, di Jalur Gaza utara. Para pejuang kami memancing pasukan Zionis masuk ke salah satu terowongan di kamp Jabalia, menjebak mereka dalam penyergapan di dalam dan di pintu masuk terowongan,” tambahnya.
Dia menambahkan bahwa para pejuang al-Qassam bentrok dengan pasukan Zionis dan menyerang bala bantuan yang datang dengan alat peledak. Mereka kemudian menarik diri dari terowongan dan meledakkannya setelah membunuh, melukai, dan menangkap semua anggota pasukan serta merebut peralatan mereka.
Sebuah video yang dirilis oleh kelompok perlawanan menunjukkan seorang pejuang menyeret tubuh seorang tentara ‘Israel’ dalam terowongan. Foto-foto seragam dan senjata militer ‘Israel’ yang disita juga terlihat dalam video tersebut.
Sejumlah warganet meyakini bahwa tentara ‘Israel’ tersebut berasal dari pasukan elit Shayetet 13.
Sementara, pihak tentara penjajah ‘Israel’ membantah bahwa ada tentara yang ditawan. Tentara “mengklarifikasi bahwa tidak ada insiden penculikan tentara,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya pada hari yang sama, Brigade Al Qassam merilis sebuah video berjudul, “Tentara Anda sendiri, di bawah perintah Netanyahu, menghina martabat para tawanan Anda, hidup dan mati.”
Video tersebut menunjukkan mayat beberapa tawanan ‘Israel’ yang tidak dikenal, dengan caption: “Tanyakan kepada pemerintah Netanyahu tentang identitas dan nama mereka.” Para tawanan tersebut kemungkinan besar tewas akibat serangan udara ‘Israel’.
Puluhan tawanan ‘Israel’ masih berada di Gaza. Pekan lalu, ‘Israel’ menyetujui untuk kembali melakukan pembicaraan pertukaran tawanan , yang terus menerus gagal karena keengganan ‘Israel’ untuk menghentikan perang, sebagai syarat utama Hamas.
“Kami terus menghadapi agresi di setiap jalan, lingkungan, kota, dan kamp di jalur kami, dari Beit Hanoun sampai Rafah,” tegas Abu Ubaidah.
Baku tembak telah berkecamuk di Jalur Gaza utara dalam beberapa minggu terakhir, terutama di Jabalia. Pasukan Tel Aviv telah menyatakan frustasi atas pertempuran baru di Jabalia setelah beroperasi di sana pada awal perang dan beberapa bulan setelah tentara ‘Israel’ mengatakan bahwa mereka telah menghancurkan batalion Hamas di utara.
Tentara ‘Israel’ telah mengalami kerugian besar di Jabalia dan menghadapi perlawanan sengit di daerah lain di utara, termasuk Beit Hanoun dan Beit Lahia.
Pejuang Palestina juga menghadapi pasukan ‘Israel’ di kota paling selatan Rafah, di mana Zionis melancarkan operasi pada awal Mei selama berbulan-bulan, membuat hampir satu orang Palestina mengungsi dan tanpa pandang bulu membombardir wilayah padat penduduk di kota itu.
Abu Ubaidah: “Operasi Taufan Aqsha Tandai Akhir Penjajah dalam Sejarah Modern”