Hidayatullah.com– Persidangan terbuka dengan terdakwa dua wanita yang menyebarkan kabar bohong (fake news) bahwa Brigitte Macron adalah seorang transgender dimulai.
Pada 2022, istri Presiden Prancis Emmanuel Macron itu mengajukan gugatan pencemaran nama baik terhadap dua wanita yang mengunggah video di sebuah kanal YouTube pada Desember 2021 di mana Brigitte diklaim dulunya adalah seorang pria bernama “Jean-Michel”.
Klaim itu viral hanya beberapa pekan sebelum pemilihan presiden tahun 2022.
Amandine Roy, yang mengaku dirinya seorang medium spiritual, hadir di pengadilan Paris pada hari Rabu untuk menjawab pertanyaan tentang wawancara yang dia lakukan dengan Natacha Rey, seorang jurnalis independen yang tidak hadir pada persidangan dengan alasan sakit, lansir RFI Sabtu (22/6/2024)
Roy mewawancarai Rey selama empat jam di saluran YouTube-nya di mana jurnalis tersebut berbicara tentang “kebohongan negara” dan “penipuan” yang diklaim telah berhasil dibongkarnya.
Menurut Roy, jurnalis independen itu “ingin sekali membagikan hasil kerjanya”, sementara dirinya sekedar menuruti permintaan Roy”.
Perihal kredibilitas kabar yang disampaikan, Roy bersikukuh mengatakan bahwa Rey “menghabiskan tiga tahun untuk penelitian, bukan sekedar pemikiran yang keluar dari kepalanya”.
“Yang menjadi penyesalan saya adalah [kabar] ini tidak ditelusuri oleh media arus utama,” kata Roy, yang mengaku “tidak dapat menyembunyikan” kabar “seserius” itu.
Pesan yang viral di media sosial mengklaim bahwa ibu negara, bernama asli Brigitte Trogneux, tidak pernah ada dan bahwa saudara laki-lakinya Jean-Michel telah mengubah jenis kelamin dan mengambil identitas tersebut.
Tidak hanya itu, kabar liar di media sosial mengatakan ada kasus pencabulan anak terkait Brigitte Macron.
“Prasangkanya sangat besar, meledak di mana-mana,” kata pengacara Brigitte Macron, Jean Ennochi.
Dia meminta kompensasi masing-masing €10.000 untuk Brigitte Macron dan saudara lelakinya.
Keputusan kasus ini dijadwalkan akan dikeluarkan pada 12 September.
Baik Presiden Macron, 46, maupun istrinya yang kini berusia 71 tahun tidak menghadirkan persidangan. Brigitte dulunya adalah guru Emmanuel Macron saat duduk di sekolah menengah atas.*