Hidayatullah.com – Arab Saudi pada Selasa (27/08/2024) mengutuk pernyataan Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir yang menyerukan pembangunan sebuah sinagoge di dalam kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi dengan tegas mengutuk pernyataan ekstremis dan provokatif tersebut.
Saudi juga menekankan “perlunya menghormati status historis dan hukum Masjid Al-Aqsa,” dan memperbarui seruannya kepada masyarakat internasional untuk memikul tanggung jawabnya dan mengakhiri bencana kemanusiaan Palestina.
Menteri ‘Israel’ garis keras Itamar Ben-Gvir pada Senin menyatakan bahwa umat Yahudi memiliki hak untuk beribadah di Masjidil Aqsha, dan mengatakan bahwa ia akan membangun sebuah sinagoge di lokasi tersebut.
Ini adalah pertama kalinya menteri ekstremis Israel secara terbuka berbicara tentang pembangunan sinagoge di dalam Masjid Al-Aqsa.
Namun, ia telah berulang kali menyerukan dalam beberapa bulan terakhir untuk mengajak dan menghasut agar pemukim Yahudi beribadah di kiblat pertama umat Islam tersebut.
Seruannya muncul di tengah serbuan berulang kali ke dalam kompleks tersebut oleh para pemukim ilegal Israel yang berada di bawah perlindungan polisi.
Masjidil Aqsha dianggap sebagai situs tersuci ketiga dalam Islam. Orang Yahudi menyebut daerah itu sebagai Temple Mount, karena meyakini bahwa tempat itu adalah lokasi dua kuil Yahudi kuno.
Zionis ‘Israel’ mencaplok Yerusalem Timur, di mana Masjidil Aqsha berada, selama Perang Arab-Israel 1967. Pada tahun 1980, Israel mencaplok seluruh kota, sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.
Penjajah ‘Israel’ telah menghadapi kecaman internasional atas serangan brutalnya di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 40.400 orang sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.*
Baca juga: Menteri Ekstremis ‘Israel’ akan Bangun Sinagoga di Masjidil Aqsha