Hidayatullah.com – Rusia mensahkan rancangan undang-undang yang akan melarang warga dari negara-negara yang mengizinkan perubahan jenis kelamin untuk mengadopsi anak Rusia.
RUU tersebut disahkan Parlemen Rusia pada Rabu (25/09/2024) dengan suara bulat, dengan 397 suara mendukung dan 1 suara menolak. Parlemen menyebut bahwa keputusan ini penting untuk menegakkan “nilai-nilai tradisional negara.
Jika lolos, nantinya UU tersebut akan melarang warga negara yang membolehkan “perubahan jenis kelamin melalui intervensi medis, termasuk dengan penggunaan obat-obatan”, atau mengizinkan individu untuk mengubah jenis kelamin mereka pada dokumen identitas resmi.
Tahun lalu, Rusia menerbitkan larangan perubahan jenis kelamin secara administratif ataupun medis. Aktivis liberal melihat ini sebagai bagian dari tindakan keras terhadap hak-hak LGBT.
Undang-undang terbaru tentang adopsi, yang secara konseptual telah disetujui oleh pemerintah, mendapat dukungan dari Duma Negara, majelis rendah parlemen, dalam tiga kali pembacaan.
RUU ini masih harus disahkan dalam dua pembacaan lagi dan disetujui oleh majelis tinggi sebelum ditandatangani oleh Presiden Vladimir Putin.
Para perancang RUU menyatakan bahwa langkah ini merupakan upaya untuk melindungi anak-anak Rusia yang diadopsi dari kondisi berbahaya di negara NATO, yang mendukung Ukraina dalam perang melawan Beruang Merah.
“Keputusan ini ditujukan untuk melindungi anak-anak dan nilai-nilai tradisional,” kata Vyacheslav Volodin, ketua Duma dan sekutu dekat Putin, setelah pemungutan suara.
“Penting untuk melindungi anak-anak kita dari bahaya yang mungkin mereka hadapi ketika mereka diadopsi atau diasuh oleh warga negara asing yang memperbolehkan perubahan gender,” tambah Volodin.
Awal bulan ini, dalam sebuah wawancara dengan media Rusia, Volodin mengatakan bahwa Eropa dan Amerika Serikat “sakit” karena mengizinkan pergantian kelamin, menyerang orang-orang “yang kemarin adalah laki-laki dan sekarang menyebut diri mereka perempuan”.
Jumlah adopsi terhadap anak-anak Rusia oleh warga asing telah menurun drastis sejak 2012, ketika Rusia melarang orang Amerika untuk mengadopsi. Hal ini hampir berhenti sama sekali sejak Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada 2022.
Pada 2023, hanya enam anak Rusia yang diadopsi oleh warga negara asing, menurut angka resmi, kantor berita AFP melaporkan.
Menurut angka pemerintah yang dikutip media Rusia, 358.000 anak berada di panti asuhan pada awal tahun ini.*