Hidayatullah.com – Segerombolan drone Hizbullah berhasil menembus pertahanan udara “Israel” dan menghantam sebuah kamp pelatihan tentara di utara, menewaskan empat tentara dan melukai puluhan lainnya pada Ahad (13/10/2024) waktu setempat.
Hizbullah, kelompok bersenjata Lebanon yang didukung Iran, mengkonfirmasi bahwa mereka meluncurkan sejumlah pesawat tak berawak yang menyasar sebuah kamp pelatihan untuk Brigade Golani di Binyamina, sebelah selatan Haifa.
Serangan tersebut, lanjut Hizbullah, merupakan balasan atas serangan “Israel” di Lebanon selatan dan Beirut pada Jumat.
Jumlah korban telah dikonfirmasi oleh Daniel Hagari, juru bicara militer “Israel” yang menambahkan bahwa tentara yang terluka telah dipindahkan ke rumah sakit. Pihaknya juga akan segera merilis nama-nama tentara mereka.
Radio Angkatan Darat “Israel” melaporkan pada Ahad (13/10/2024), selain menewaskan empat tentara dan melukai 58 tentara, sekitar tujuh tentara lainnya terluka parah akibat serangan di markas tentara di Haifa itu.
Radio mengatakan bahwa militer “Israel” sedang menyelidiki kegagalan sirene dan sistem pertahanan udara yang menyebabkan drone Hizbullah memasuki wilayah “Israel”.
Beberapa media Israel melaporkan bahwa pangkalan tersebut dihantam oleh pesawat tak berawak tingkat rendah yang diluncurkan dari Lebanon – senjata yang relatif tidak canggih yang tampaknya tidak mengaktifkan alarm peringatan dini.
Lembaga penyiaran resmi berbahasa Ibrani, IBA, melaporkan bahwa komandan angkatan udara, Jenderal Tomer Bar, secara pribadi mengawasi penyelidikan militer tersebut.
Aksi balasan ini terjadi ketika “Israel” melakukan serangan udara besar-besaran di seluruh Lebanon terhadap apa yang diklaimnya sebagai target Hizbullah sejak 23 September, menewaskan sedikitnya 1.437 orang, melukai lebih dari 4.123 orang lainnya, dan membuat lebih dari 1,34 juta orang kehilangan tempat tinggal.
Ini juga merupakan eskalasi dari perang lintas batas antara “Israel” dan Hizbullah selama setahun sejak dimulainya serangannya ke Jalur Gaza, di mana penjajah “Israel” membunuh lebih dari 42.200 orang, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, sejak serangan Hamas tahun lalu.
Meskipun ada masyarakat internasional memperingatkan ancaman perang regional di tengah serangan tanpa henti “Israel” ke Gaza dan Lebanon, “Israel” justru memperluas konflik pada 1 Oktober dengan melancarkan serangan ke Lebanon selatan.*