Hidayatullah.com – Pustaka Al-Kautsar melalui lini penerbitannya, Penerbit Salsabila, meluncurkan buku komik ulama pendiri organisasi Al-Irsyad Al-Islamiyah, Syaikh Ahmad Surkati.
Komik berjudul “Syaikh Ahmad Surkati: Ulama Pejuang Kesetaraan Manusia” karya Artawijaya dan Handri Satria ini diluncurkan di Perpustakaan Nasional, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, pada hari Sabtu 2 November 2024.
Hadir dalam peluncuran tersebut para irsyadiyyin (keluarga besar Al-Irsyad), para perwakilan ormas Islam, organisasi pemuda dan mahasiswa, pegiat sejarah, pegiat literasi, para guru madrasah Al-Irsyad, dan pejabat negara yang diwakili oleh Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI), Tamsil Linrung.
Dalam sambutanya, Tamsil Linrung menyebut komik ini sebagai terobosan dalam mengenalkan literasi sejarah para ulama dan tokoh bangsa melalui cara yang segar, menarik generasi muda, dan sesuai dengan kebutuhan zaman.
“Dalam konteks ini, komik sebagai pengenalan tokoh sangat relevan dan mampu menyampaikan pesan dengan cara yang mudah dipahami dan menarik generasi muda,” ujar Tamsil.
Tamsil Linrung menyebut sosok Syaikh Ahmad Surkati bukan hanya sebagai tokoh, tetapi pilar yang membangun pondasi pendidikan Islam di Indonesia.
“Organisasi Al-Irsyad yang beliau dirikan telah berkontribusi besar dalam membentuk karakter generasi muda, dengan mengedepankan kecintaan kepada Islam dan ilmu pengetahuan,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Pengurus Besar Pemuda Al-Irsyad, Izzuddin Al-Qassam Bahalwan, menyebut upaya penerbitan komik ini sebagai sarana untuk mengenalkan perjuangan seorang ulama besar di negeri ini yang membawa pesan tentang kesetaraan manusia. “Tak ada yang lebih mulia di sisi Allah, melainkan orang yang bertakwa dan memiliki ilmu. Inilah pesan Al-Qur’an,” kata Izzuddin.
Masih dalam sesi sambutan, Direktur Pustaka Al-Kautsar, Tohir Bawazier, menyebut medium komik ini bukan hal yang remeh. Menurutnya, di tengah minimnya tingkat literasi masyarakat, komik bisa menjadi pemantik orang untuk mengantarkan minat baca. Tohir juga menyampaikan, bahwa komik ini juga membawa pesan penting dari Syaikh Surkati tentang prinsip persamaan (al-musawa), di mana tak ada manusia yang dimuliakan karena semata nasab, harta, dan jabatan, melainkan karena takwa, ilmu, dan adabnya.
Peluncuran komik ini diakhiri dengan diskusi tentang pemikiran, kepribadian, dan perjuangan, Syaikh Ahmad Surkati. Hadir sebagai pembicara dalam diskusi ini, Artawijaya (penulis), Abdullah Batarfie (Ketua Pusat Dokumentasi Al-Irsyad), Nabiel Hayaze (Direktur Menara Center dan peneliti tentang Hadhrami di Nusantara), dan Hadi Nur Ramadhan (pendiri Rumah Sejarah Indonesia).
Dalam pemaparannya, Artawijaya menyebut Syaikh Surkati sebagai sosok penting yang melahirkan para tokoh pendiri bangsa yang memiliki andil dalam perjuangan di negeri ini. Di antara para kader Syaikh Surkati adalah; H.M Rasjidi (Menteri Agama Pertama RI), Mohammad Roem (Menteri Luar Negeri), Mohammad Natsir (Perdana Menteri NKRI), Kasman Singodimedjo (Jaksa Agung Pertama RI), Prawoto Mangkusasmito (Tokoh Partai Masyumi), Umar Hubeisy (ulama besar Surabaya), dan lain-lain.
Kebanyakan para kader Syaikh Surkati adalah para pemuda aktifis dan intelektual yang berkiprah di Jong Islamietend Bond (Perhimpunan Pemuda Islam). Mereka adalah orang-orang yang tak hanya memiliki pandangan keislaman yang kuat namun juga sangat mencintai negerinya.
Kepala Pusdok Al-Irsyad, Abdullah Batarfie, menyebut Syaikh Surkati sebagai sosok pelopor pendidikan Islam modern di Indonesia, yang menginspirasi para kaum terpelajar di Indonesia pada masanya.
Sebagai penutup, Nabil Hayaze menyatakan bahwa Syaikh Surkati bukan hanya milik Al-Irsyad, tetapi milik bangsa Indonesia secara umum. Ia mengusulkan agar komik ini tak hanya tersebar di sekolah-sekolah Al-Irsyad, tetapi di seluruh sekolah secara umum di Indonesia.*/Artawijaya