Hidayatullah.com—Kantor Dalam Negeri Inggris (UK) diduga telah mengidentifikasi kekuatan nasionalis Hindu ekstrem, Hindutva, dan gerakan separatis Sikh sebagai kelompok yang mampu mengancam keamanan dalam negeri.
Hal ini terungkap melalui laporan yang bocor dari Kementerian Dalam Negeri Inggris ke lembaga pemikir sayap kanan Policy Exchange baru-baru ini.
Laporan tersebut, yang dibuat pada bulan Agustus 2024, menggambarkan nasionalisme Hindu ekstrem sebagai ideologi ekstremis yang mempromosikan supremasi Hindu dan berupaya mengubah India menjadi negara Hindu berdasarkan prinsip-prinsip etnoreligius.
Laporan tersebut ditugaskan pada bulan Agustus 2024 oleh Menteri Dalam Negeri Yvette Cooper, yang membentuk komite khusus untuk menilai potensi ancaman ekstremis.
“Hindutva adalah gerakan politik yang berbeda dari Hinduisme yang menganjurkan hegemoni umat Hindu India dan pembentukan Rastra atau negara Hindu monolitik di India,” kata laporan tersebut.
Hindutva diberi label sebagai gerakan politik yang mempromosikan hegemoni Hindu di India dan pembentukan Hindu Rastra atau negara Hindu di India.
Laporan itu juga menyatakan bahwa ketegangan antara komunitas Hindu dan Muslim di Inggris masih terasa dan peristiwa di Leicester menunjukkan bagaimana informasi palsu dapat menyebabkan tindakan di lapangan.
Para analis mengatakan Kerajaan Inggris perlu menangani ketegangan ideologis ini dengan hati-hati, karena ekstremisme yang tidak terkendali berisiko memicu kekerasan lebih lanjut dan memperluas perpecahan di antara komunitas diaspora.
Laporan yang bocor ini menandai pertama kalinya Hindutva diakui sebagai ideologi yang mengkhawatirkan di Inggris, menyusul bentrokan antara umat Hindu dan Muslim di Leicester pada tahun 2022 setelah pertandingan kriket India-Pakistan.*