Hidayatullah.com– Jerman untuk pertama kalinya akan membeli lebih banyak drone peledak dalam rangka investasi pertahanan militernya guna menghadapi ancaman dari Rusia.
Pemerintah sudah menandatangani dua kontrak pembelian apa yang disebut sebagai amunisi bergerak, kata juru bicara Kementerian Pertahanan Mitko Mueller dalam konferensi pers rutin hari Jumat (4/4/2025) seperti dilansir Reuters.
Mengambil pelajaran dari peperangan di Ukraina, militer negara-negara Barat menilai drone sangat penting artinya dalam pertempuran.Baik Rusia maupun Ukraina menggunakan banyak drone pengintai dan mereka juga saling melakukan serangan dengan amunisi bergerak.
Drone dapat terbang melayang di atas area pertempuran sampai targetnya ditetapkan. Dilengkapi dengan alat peledak, bom dapat diaktifkan begitu memasuki area target atau berbenturan dengannya.
Jerman sedang berupaya keras untuk mengembangkan kapabilitas dronenya, kata Mueller.Kementerian sudah memesan drone dalam jumlah cukup untuk bisa dicoba langsung oleh angkatan bersenjata Jerman, tanpa menyebutkan siapa pemasoknya.
Menyusul uji coba awal, tentara akan menentukan seberapa luas cakupan penggunaan drone, yang juga dapat dipandu dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Ketika ditanya apakah drone-drone tersebut akan beroperasi dengan sendirinya atau ada operator di yang mengendalikannya dari jarak jauh, Mueller mengatakan bahwa bagi Jerman “sudah pasti adalah orang yang membuat keputusan tentang penggunaan senjata”.
Keraguan terhadap sikap pemerintah Amerika Serikat pimpinan Presiden Donald Trump atas komitmennya di NATO, negara-negara sekutu Amerika Serikat terutama di Eropa bergegas menambah anggaran pertahanan mereka.
Bulan lalu, pemerintahan baru Jerman melonggarkan batasan belanja pertahanan sehingga ratusan miliar euro disalurkan untuk investasi di bidang pertahanan dan infrastruktur.*