Hidayatullah.com—Anggota Komisi VIII dari Fraksi Golkar Singgih Januratmoko, minta agar perpindahan perpulangan penerbangan dari Jeddah ke Madinah dengan perjalanan darat berjarak kurang lebih 430 km, hendaknya memperhatikan kondisi jamaah khususnya jamaah lansia yang sudah mengalami kelelahan dan gangguan kesehatan karena harus melakukan perjalanan darat.
“Perjalanan darat Jeddah Madinah kadang disertai cuaca ekstrem, bisa memicu dehidrasi dan kelelahan. Oleh sebab itu perlu ada perhatian aspek kesehatan jamaah, ” ungkap Singgih Januratmoko, Ahad (15/4/2025).
Pernyataan ini disampaikan Singgih sehubungan dengan adanya pergantian 36 slot penerbangan perpulangan haji yang seharusnya dari Jeddah, kemudian di pindah ke Madinah.
Anggota Fraksi Golkar dari Dapil Sukoharjo, Surakarta, Boyolali juga mengingatkan bahwa bandara Madinah tidak selengkap fasilitasnya seperti halnya di Bandara Jeddah, terutama untuk fasilitas jamaah berkebutuhan khusus.
Selain itu juga fasilitas groundandling yang terbatas berpotensi terjadinya delay penerbangan.
Singgih juga mendesak agar kebijakan perpindahan slot penerbangan dari Jeddah ke Madinah pada saat perpulangan, tidak membebani jamaah haji seperti adanya biaya tambahan lain, ataupun mengurangi kualitas pelayanan pihak maskapai kepada jamaah.
Untuk evaluasi perbaikan kedepannya, anggota Komisi VIII dari Fraksi Golkar ini minta ke depannya agar perlu ada pemetaan ulang rute penerbangan dengan pembagian porsi 50 %: 50% sejak awal sesuai Rencana Penyelennggaran Haji (RPH).
Hal ini dinilai bertujuan membagi porsi untuk mengurangi risiko konsentasi beban.
Singgih Januratmoko juga minta agar pihak Kementerian Agama melakukan komunikasi dan koordinasi dengan otoritas penerbangan di Saudi Arabia agar bisa menyediakan fasilitas dan standar pelayanan yang setara untuk kedua bandara.
Anggota Komisi VIII DPR RI juga memberikan apresiasinya kepada kementerian agama dan pihak maskapai Garuda. Kebijakan ini diambil dengan alasan karena Garuda tidak mendapatkan slot parkir pesawat di Bandara King Abdul Aziz Jeddah.
Alasan perpindahan ini dilakukan oleh Kementerian Agama setelah memperhatikan tingkat kepadatan di bandara King Abdul Aziz Jeddah selama kepulangan haji.
“Selain itu juga untuk lebih mengoptimalkan infrastruktur bandara Pangeran Mohammad Bin Abdul Aziz Madinah. Serta untuk distribusi beban operasional maskapai dan petugas haji secara lebih baik,” ujarnya.*