Hidayatullah.com– Polisi di wilayah selatan Prancis sedang melakukan pencarian terhadap seorang pelaku penikaman fatal atas seorang pria Muslim di dalam sebuah masjid.
Pihak berwenang mengatakan mereka meyakini bahwa aksi penikaman tersebut bermotif kebencian terhadap Islam atau islamofobia.Polisi mengatakan seorang lelaki berusia 20-an tahun menikam pria Muslim itu puluhan kali di dalam masjid yang terletak di desa La Grand-Combe, utara Montpellier.
Koran Le Parisien mengutip sebuah sumber penyelidikan melaporkan bahwa pelaku merekam korban, yang juga berusia 20-an tahun, dengan kamera ponselnya ketika dalam keadaan meregang nyawa.
Video tersebut kemudian dikirimkan ke seorang teman pelaku yang kemudian mengunggahnya ke daring sebelum menghapusnya, lapor media Prancis seperti dilansir DW.
Kamera-kamera pengawas di masjid juga merekam serangan itu, yang menunjukkan pelaku dan korban bersendirian di masjid, tidak ada orang lain.
Jasad korban baru ditemukan menjelang siang.
Media Prancis melaporkan korban merupakan jamaah yang rutin masjid tersebut. Orang-orang mengatakan kepada AFP bahwa korban berasal dari Mali dan tiba di desa itu beberapa tahun silam. Dia “sangat dikenal baik” dan dihormati di desa tersebut.
Pelaku pembunuhan tidak pernah terlihat di sana sebelumnya, kata pihak penyidik.
Jaksa wilayah Abdelkrim Grini mengatakan kepada AFP bahwa tersangka per hari Sabtu masih buron.
Grini kepada AFP menggambarkan kemungkinan kejahatan itu bermotif islamofobia dan mengatakan bahwa pihak jaksa anti-terorisme sedang mempertimbangkan apakah mereka akan mengambil alih kasus itu.
Sebuah sumber lain mengatakan kepada AFP bahwa tersangka sudah diidentifikasi sebagai warga Prancis asal Bosnia dan bukan Muslim alias kafir.
Selama melakukan serangan, pelaku meneriakkan hinaan terhadap Allah.
Perdana Menteri Prancis François Bayrou mengecam penikaman maut itu, lewat komentar yang ditulisnya di platform X Sabtu malam dia menyebutnya sebagai “kekejaman islamofobia.”
“Kami berdiri bersama keluarga korban dan para jamaah yang terkejut dengan peristiwa itu,” tulis Bayrou, menekankan bahwa pihak berwenang akan melakukan segala upaya untuk menangkap pelaku dan menyeretnya ke pengadilan.*