Hidayatullah.com-Islam menilai kesehatan dan pangan merupakan hak dasar setiap manusia. Sejak kelahirannya, Islam telah memprioritaskan kesehatan dan urusan pangan dan menempatkan keduanya sebagai yang terpenting.
Kemunduran sosial ekonomi, konflik, dan blokade selama bertahun-tahun telah menyebabkan sektor kesehatan di Jalur Gaza mengalami kekurangan infrastruktur fisik dan peluang pelatihan yang memadai. Kurangnya fasilitas dan layanan sering terganggu oleh pemadaman listrik menjadi kendala kesehatan di Palestina.
Selain itu, kerawanan pangan dan meningkatnya kemiskinan yang mengakibatkan sebagian besar penduduk tidak dapat memenuhi kebutuhan kalori harian mereka, dan sebagaimana dilaporkan oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat atau UNRWA, bahwa lebih dari 90 persen air di Gaza telah dianggap tidak layak untuk dikonsumsi manusia.
Di awal tahun 2020 ini , lembaga kemanusiaan binaan Aktivis Kemanusiaan untuk Pelstina Abdillah Onim, Nusantara Palestina Center (NPC) dan Aliansi Kemanusiaan Indonesia (AKSI) menyerahkan bantuan alat kesehatan berupa THT elektronik (non manual) kepada warga Gaza.
Alat kesehatan berupa alat THT elektronik tersebut disumbangkan kepada Jabalia Medical Center di Kota Jabalia.
Jabalia Medical Center memiliki ruang khusus THT yang dibangun dari sumbangan Muslimin Indonesia yang berhasil dihimpun oleh AKSI.
Warga Gaza sangat terbantu dengan adanya ruang THT tersebut, mengingat kondisi Gaza yang saat ini masih terisolasi membuat warganya mengalami keterbatasan akses untuk memenuhi kebutuhan hidup, termasuk kebutuhan kesehatan mereka.
Para pasien di Jabalia Medical Center berharap agar ke depan AKSI dapat membangun klinik khusus ibu dan anak. Klinik itu nanntinya berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi ibu yang melahirkan dan pengobatan anak balita.
Selain bantuan THT elektronik itu, NPC juga kerap mendistribusikan obat-obatan, kantong darah, peralatan medis lainnya, bantuan air bersih dan makanan serta bantuan uang tunai kepada pasien-pasien di berbagai Rumah Sakit di Jalur Gaza, termasuk RS. As-Syifa.
Sementara itu Desember 2019 lalu, NPC juga berhasil menyerahkan alat kesehatan berupa mesin pemeriksa dan pendeteksi penyakit dalam dan jantung kepada Jabalia Medical Center di Gaza Utara.
Alat kesehatan itu diserahkan oleh Dewan Pembina NPC Abdillah Onim kepada Kepala Bagian sekaligus dokter spesialis penyakit jantung di Jabalia Medical Center, dr. Majdi Syonnat.
Menurut Abdillah Onim, alat pendeteksi penyakit dalam dan jantung seharga kurang lebih Rp. 350.000.000,- tersebut disumbangkan oleh Indonesian community. Alat tersebut selanjutnya akan diperuntukkan bagi keluarga tidak mampu, khususnya keluarga yang berada di Gaza Utara, untuk pengobatan mereka. Alat ini nantinya akan siap melayani mereka secara gratis untuk membantu salah satu masalah kesehatan mereka.
Penyerahan alat kesehatan tersebut bersamaan dengan upacara pembukaan dan peresmian ruang pusat pemeriksaan penyakit jantung dan dalam, Jabalia Medical Center.
Jabalia Medical Center sendiri terletak di kota Jabalia, kota di Gaza Utara dan merupakan pemukiman penduduk miskin. Tercatat, jumlah keluarga miskin yang berobat di pusat pelayanan kesehatan dan ruang pusat pemeriksaan penyakit dalam ini mencapai 80 orang pasien sehari.
Sebelumnya, NPC dan KBRI Amman telah menyerahkan bantuan alat kesehatan untuk klinik khusus pengungsi Palestina di Yordania senilai 1 Miliar Rupiah dan juga bantuan bahan makanan.
KBRI Amman telah bermitra dengan NPC dan akan terus memberikan bantuan kemanusiaan di Gaza, baik itu bantuan berupa obat-obatan dan bahan makanan kepada pasien dan keluarga miskin.
Semoga NPC tetap dan terus memberikan kemanfaatan pada misi-misi pendidikan, kemanusiaan dan perdamaian dunia sebagai perwujudan dari amanat Pembukaan Undang-undang Dasar Negara RI Tahun 1945 alinea ke-4, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.*