Hidayatullah.com— Relawan Baitul Mal Hidayatullah (BMH) yang akan diberangkat ke Palestina Dhiyauddin menerangkan, kebutuhan mendesak yang dibutuhkan warga Palestina tidak hanya makanan pokok berupa sembako, namun juga hygiene kit bagi perempuan dan anak, khususnya pembalut dan pampers.
“Kenapa yang kita bawa ke Gaza nanti ialah pangan dan hygiene kit, karena itulah yang mereka butuhkan saat ini. Kenapa ada hygiene kit juga, karena di sana ada anak-anak dan wanita, yang mereka ini adalah prioritas untuk dibantu,” terangnya hari Senin, (29/01/2024), saat konferensi pers di Kantor BMH Pusat, Kalibata, Jakarta Selatan.
“Jadi, hygiene kit merupakan permintaan dari mereka yang sangat penting, seperti pembalut dan pampers, itu hal sederhana yang mungkin sebagian orang tidak memikirkannya. Biasanya yang terpikirkan ketika memberikan bantuan hanya paket pangan saja atau sembako,” sambungnya, terkait pengiriman relawan untuk menyalurkan bantuan ke Palestina.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Departemen Implementator Program, Syamsudin, mengatakan hari Selasa, (30/01/2024), Dhiyauddin, akan berangkat menuju Palestina.
“Insyaallah besok tanggal 30 Januari 2024, saudara kita Mas Dhiyauddin akan berangkat mewakili kita semua membawa misi bantuan berupa paket makanan pokok dan hygiene kit yang akan kita salurkan ke Gaza melalui pintu Rafah di Mesir,” ungkapnya.
Setelah penyematan secara simbolis sebagai relawan BMH, Dhiyauddin menyampaikan pesan bahwa perjuangan untuk Palestina sangatlah penting, sebab di sana bukan lagi peperangan, tetapi genosida.
“Ini adalah bentuk perjuangan kita mendukung saudara-saudara kita dalam merebut kembali tanah air mereka yang direbut dan dijajah oleh Israel. Kita sama-sama tau, sampai saat ini, bukan lagi peperangan yang terjadi, tetapi genosida, pembantaian etnis Palestina,” ucapnya di depan awak media.
Isu terkait kebutuhan khusus bagi anak-anak dan perempuan berupa pampers dan pembalut ini sempat disorot oleh banyak pihak. Krisis pembalut bahkan membuat perempuan di Palestina sengaja minum pil penunda menstruasi.
Laporan Children in the State of Palestine yang dipublikasikan 2021 oleh United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) menyebutkan, hanya 78,8% perempuan Palestina yang memakai pembalut atau bahan yang layak ketika menstruasi.
Apalagi di situasi perang dan tertindas seperti sekarang, krisis pembalut tentunya kian menjadi masalah. Dengan demikian, bantuan dari BMH sangat dinantikan dan membawa kemaslahatan besar bagi saudara kita yang ada di Palestina.
BMH mengirimkan bantuan yang tepat berdasarkan data yang saintifik, sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Dhiyauddin sebagai relawan, berdo’a dan berharap, mudah-mudahan saudara-saudara kita di Gaza segera terbebas dari peperangan dan genosida serta Palestina kembali bisa merebut Al-Aqsha hingga memerdekakan Palestina.
“Sekecil apapun yang kita berikan, do’a dan berapa rupiah pun, tetap akan menjadi jariah bagi kita,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Humas BMH, Imam Nawawi, menyatakan bahwa BMH tidak hanya menyalurkan bantuan sesuai kebutuhan dan tepat sasaran, tetapi juga memastikan keamanan dan keselamatan relawan yang dikirim.
“Kita tidak masuk ke Gaza, tetapi memastikan bantuan masuk ke dalam dari jalur Rafah. Karena kalau ke Gaza untuk saat ini belum bisa. Jadi target pengiriman relawan kali ini hanya penyaluran, tidak lama di sana lalu setelah itu balik lagi ke Indonesia,” kata Imam.
Sebagai Kepala Departemen Implementator Program, Syamsudin juga berharap perjalanan Dhiyauddin sebagai relawan bisa lancar dan sukses. “Kita memohon dan berdo’a untuk saudara kita Mas Dhiyauddin yang akan mewakili kita mengantarkan titipan amanah dari masyarakat Indonesia yang diamanahkan melalui BMH. Semoga Allah mudahkan dan insyaallah dengan kolaborasi yang kuat apa yang menjadi cita-cita bisa kita wujudkan bersama,” jelasnya dengan optimis. */Rizki Ulfahadi