Hidayatullah.com–Setelah lapor diri di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Maroko, Achmad Sudrajat, Wakil Biro Kerjasama Timur Tengah dan Pengembangan SDM bertolak menuju Tanger untuk mengunjungi mahasiswa delegasi NU yang sedang merampungkan studinya di Institut Imam Nafie-Tanger.
Dalam kunjungannya Ajat, demikian panggilan Achmad Sudrajat berencana mengusahakan beasiswa tambahan bagi kader-kader NU untuk melanjutkan studi di Maroko.
“Situasi dan kondisi di sini sangat menunjang untuk menuntut ilmu,” ujarnya.
Sekjen PCINU Maroko, Rifqi Maula mengatakan bahwa, berbagai program KBRI di bawah kepemimpinan Bapak Tosari Widjaya memang berusaha mengangkat kembali jembatan peradaban yang dulunya menghubungkan kedua Negara. Jadi, lanjut Rifqi, meski mahasiswa di sini terbilang masih sedikit namun kedatangannya sangat disambut.
Kunjungan yang bersifat kekeluargaan itu memang merupakan agenda Biro Kerjasama Timur Tengah dan Pengembangan SDM untuk menyambangi para kader NU baik yang sedang menempuh studi regular maupun kelas Internasional STAINU.
Berlangsung selama lebih dari satu jam obrolan diisi dengan pemaparan berbagai program PBNU dan PCINU Maroko, untuk pengurus pusat yang terkait dengan pengembangan SDM semisal target 1000 Doktor yang ingin di capai Kang Said hingga pengadaaan Nahdlatul Ulama Development Scholarships semacam ADS (Australian Development Scholarships)-nya NU.
“Untuk program kami tahun ini adalah muktamar internasional antara Ulama Indonesia dan Maroko” papar Muannif Ridwan mewakili PCINU Maroko. “Acara ini memang selaras dengan tema besar program KBRI yang ingin mengembalikan hubungan antara kedua Negara yang sempat terputus,” tambahnya.
Meski hanya beberapa hari di Maroko, Ajat berencana memaksimalkan kunjungannya, setelah di Tanger ia dijadwalkan menuju Kinetra untuk menemui Direktur Univ. Ibnu Thufail.*/ Kusnadi El-Ghezwa, koordinator Lajnah Ta’lif wan-Nasyr PCINU Maroko.