Hidayatullah.com–Ratusan pengendara sepeda motor dan mobil membawa bendera Ar Roya dan Al Liwa (bendera Rosulullah dan bendera ummat Islam,red) bertuliskan, “La Ilaha Illah Muhammad Rosulullah” ikut meramaikan acara “Pawai Muharram 1434H” yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kota Pekanbaru hari Kamis, 01 Muharram 1434 H atau bertepatan dengan 15 Nopember 2012.
Peserta berkumpul di Jl. Muhammad Dahlan Masjid Agung Annur, Dengan dikawal oleh mobil patroli Polisi Kota (Poltabes) Pekanbaru, selanjutnya
Dalam perjalanan pawai banyak masyarakat mengapresiasi kegiatan ini dan menanyakan agenda Hizbut Tahrir dalam pawai kendaraan bermotor ini.
Korlap lapangan Rizki Fatah menyatakan bahwa kegiatan ini adalah salah satu bentuk syiar dakwah HTI dalam rangka agenda besar untuk menegakkan Khilafah Islamiyah. Menurutnya, Tahun Hijiriah adalah tahun penanggalan Islam yang harus dikenalkan kepada masyarakat dan wajib diketahui karena akan berkaitan ibadah umat Islam.
Setelah sampai di Bangkinang tepatnya di Masjid Muhsinin Jalan Jendral Sudirman, Jamaah Masjid Muhsinin dan Aktifis HTI Bangkinang sudah menunggu massa HTI Pekanbaru sehingga mencapai ribuan massa yang akan mendengarkan tabligh akbar.
Acara ini dibuka dengan pembacaan ayat suci al Qur’an yang disampaikan oleh ustad Anshori, kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan dari ketua Masjid Muhsinin Bapak Zulkifili Nasution. Setelah itu Jamaah mendengarkan ceramah tabligh akbar yang disampaikan Oleh Ustad Muhammadun.
Dalam ceramahnya beliau menjelaskan urgensi kalender dalam kehidupan sehari-hari, bahwa pada saat sekarang umat islam tidak familiar dengan penanggalan kalender hijriah, dan lebih faham dengan kalender masehi yang dibuat gregorian seorang kristen, padahal sesungguhnya tidak ada kaitannya dengan ibadah kaum Muslimin.
Banyak sekali keunggulan kalender Hijriyah dibandingkan dengan kalender Masehi, China ataupun Kalender Jepang.
Menurutnya, umat Islam sudah seharusnya mengenal Kalender Hijriah karena berkaitan dengan ibadah umat Islam.
Pada akhir ceramahnya Muhammadun mengajak umat islam untuk memahami makna hijrah yang sesungguhnya adalah hijrah dari sistem kufur kepada sistem syariah dan khilafah.
Acara taushiyah Muharram ini ditutup dengan doa yang sangat menyentuh yang dipimpin oleh Ust. Usman. Terlihat banyak peserta yang menitikkan air mata, karena doa yang dipanjatkan sangat menyentuh qalbu dan sanubari.
Doa dan permohonan yang dipinta kepada Allah SWT adalah agar Mujahidin di seluruh penjuru negeri di menangkan oleh Allah dan Khilafah segera berdiri dan tegak kembali. Agar kita segera berhijrah menuju sistem Islam dalam naungan Negara Khilafah meninggalkan sistem jahiliyah yang penuh dengan kerusakan.*/Kiriman Apri, Pekan Baru