Hidayatullah.com–Semangat dakwah untuk kembali pada ajaran Islam seutuhnya dikalangan Tenaka Kerja Indonesia (TKI) semakin hari semakin memperlihatkan perkembangan.
Namun, pada saat yang bersamaan tantangan demi tantangan seolah datang silih berganti bagi menguji dan memilih para pengusung dakwah sejatinya, termasuk diantaranya tantangan terkait identitas dan atribut keagamaan yang melekat dikalangan pejuang devisa di negeri jiran, tersebut akidahnya merasa terusik.
Pendangkalan akidah berikut iming-iming materi marak di kalangan TKI, semakin pelik ditambah ‘stereotyping’ terhadap pekerja Muslimah berjilbab syar’i justru menjadi kekhawatiran para orangtua pekerja yang ‘bertanya-tanya’ dari kampung halamannya.
Dalam mengantisipasi dan menyelamatkan akidah diantara rutinitas kerja TKI, sekumpulan Muslimah pekerja dari beberapa pabrik dikawasan Perak Malaysia menyelenggarakan diskusi dan kajian intensif seputar antisipasi pemurtadan terselubung yang marak di beberapa asrama tempat TKI bekerja.
Acara menghadirkan beberapa pembicara dari Universiti Teknologi PETRONAS juga tamu undangan dari FOKMA Pusat Kuala Lumpur diantaranya Revie Financie, kandidat master UTP juga Ummi Anggraeni dari Kualalumpur.
Program yang berlangsung pada ahad 24 Mei 2015 dari pagi hingga petang hari diikuti secara khusyuk dan antusias puluhan audiens dari berbagai pabrik dipenjuru Perak Malaysia.
Acara yang diselenggarakan kerjasam dengan pengurus masjid Umar Al Khattab dikawasan Simpang Pulai-Perak tersebut berlangsung seru dan dinamis.
Di penghujung acara, suasana makin haru dikala peserta berinisiatif menghimpun bantuan untuk disalurkan bagi pengungsi Muslim Rohingya yang menderita dan memerlukan bantuan kemanusiaan.
Solidaritas spontan dari kantong para TKI bisa menghimpun Rp 9 juta rupiah.*/A Triwiyanto (Malaysia)