Hidayatullah.com– Institut Pemikiran Islam dan Pembangunan Insan (PIMPIN) Bandung kembali menggelar kegiatan keilmuan bertema “Kuliah Sains Islam”.
Kuliah ini rencananya diselenggarakan sepekan sekali (tanggal 6, 13, 20, dan 27) sepanjang bulan Juli 2019 bertempat di D’best Hotel Sofia Bandung, Jawa Barat.
Mengangkat tema Sains Islam, program ini terdiri dari delapan sesi yang dibagi menjadi dua sesi setiap pertemuan dan diisi oleh dua orang narasumber yang merupakan Direktur PIMPIN yaitu Dr Wendi Zarman dan Peneliti Senior PIMPIN yaitu Usep Mohamad Ishaq, Ph.D.
Hari pertama kegiatan KSI ini dipadati oleh lebih dari 40 orang peserta yang mewakili berbagai kalangan dan profesi baik dosen, peneliti, guru, mahasiswa, wirausaha, karyawan, dokter, apoteker, hingga ibu rumah tangga.
Rasa ingin tahu yang besar untuk mengenal lebih dalam perihal Sains dan Islam menjadi dorongan sebagian besar peserta mengikuti KSI.
Baca: Mencari Sains Islam
Saat menyampaikan sambutannya, Direktur PIMPIN Bandung Dr. Wendi Zarman yang juga merupakan alumnus Fisika ITB dan UIKA mengatakan bahwa Kuliah Sains Islam ini pertama kali diselenggarakan oleh PIMPIN Bandung, sebagai bentuk kiprahnya di bidang pendidikan dan pemikiran.
“Sebelumnya PIMPIN sudah beberapa kali menyelenggarakan kegiatan bertemakan pendidikan sains Islam di beberapa institusi pendidikan, tujuannya agar para pendidik tidak kebingungan menghadapi tantangan arus yang dihasilkan worldview sekular dalam pengajaran sains” ujarnya.
Mengawali materi yang disampaikannya, Usep Mohamad Ishaq yang juga merupakan alumnus Fisika ITB dan CASIS UTM mengatakan bahwa akhir-akhir ini terjadi kegamangan di kalangan pendidik hingga para pembuat kebijakan dalam memosisikan agama di satu sisi dengan sains di fihak lain.
Agama dianggap hanya sebagai pelengkap dan bahkan penghambat sains, juga sumber kemunculan radikalisme. Ini jelas menunjukkan rendahnya pemahaman falsafah sains dalam Islam.
“Pemikiran yang masih memandang tabu mengenai hubungan keduanya (sains dan agama) menandakan Kuliah Sains Islam ini relevan untuk diselenggarakan,” ujar Usep, sapaan Usep Mohamad Ishaq di sela-sela materi yang disampaikannya.
Karena itulah, menurut Usep, Kuliah Sains Islam ini amat penting dalam konteks saat ini.
Sebagaimana yang menjadi latar belakang hadirnya program ini, PIMPIN Bandung bermaksud menghadirkan sebuah ruang yang insya Allah cukup kondusif dan berkesinambungkan untuk membincangkan tema-tema sentral dalam wacana sains Islam, sebelum gagasan ini terburu-buru ditolak oleh karena konsep dan persepsi keliru yang banyak berkembang.
Gagasan sains Islam ataupun Islamisasi sains banyak disalahfahami dan disumirkan sebagai suatu usaha apologetik, cocoklogi, dan berbagai anggapan miring lainnya.
Padahal, jika dipahami perlahan-lahan, gagasan mengenai sains Islam menjadi semakin penting. Hal ini sebagai upaya memecahkan jalan-jalan buntu dalam perbincangan sains kontemporer yang terasa semakin sempit dan tawar dalam hubungannya dengan agama baik di ruang-ruang publik maupun dalam dunia pendidikan.* Sakinah