Hidayatullah.com– Baik buruknya anak di sekolah kembali kepada komunikasi dan peran orang tua, teutama ayah. Oleh karena itu, sebuah lembaga pendidikan dan pengaderan di Balikpapan, Kalimantan Timur, menginisiasi terselenggaranya Sekolah Ayah.
Tujuannya, menurut Ketua LPPH Balikpapan, Abdul Ghofar Hadi, agar orangtua mengetahui kewajibannya dalam mendidik anak.
“Komunikasi merupakan kunci kesuksesan pendidikan anak. Apalagi doa yang merupakan ruh dari pendidikan spiritual anak. Peran orang tua, terutama ayah menjadi sangat penting,” ujarnya.
“Ini juga menjadi program kami untuk mengadakan Sekolah Ayah setiap semester, agar orangtua bisa paham kewajiban dan cara mendidik anak,” tambahnya dalam acara orientasi orangtua/wali santri baru di Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, Sabtu (23/07/2016).
Menurutnya, salah satu kunci keberhasilan pendidikan di pesantren adalah kedisiplinan. Tidak hanya dalam baris berbaris atau tepat waktu pada segala kegiatan, tapi yang terpenting adalah disiplin spiritual.
Misalnya menjaga kedisiplinan waktu shalat wajib dan sunnah, membaca al-Qur’an serta kegiatan diniyah (agama). Itu semua, jelasnya, demi melahirkan generasi Qur’ani yang shaleh, cerdas, dan berakhlakul karimah.
Ia pun mendorong para orangtua pelajar untuk bersama-sama dengan guru dalam melahirkan generasi tersebut.
Dalam dunia pendidikan, jelasnya, mutlak terjadi komunikasi yang intens antara siswa, guru, dan orangtua. Peran orangtua menjadi sangat penting, meskipun sekolah sudah berasrama dan terpisah dari keluarga.
“Sudah selayaknya kita memberikan pilihan terbaik untuk pendidikan anak kita, karena dampak positifnya akan kita rasakan kelak. Semoga ikhtiar kita bersama ini bisa berbuah kebaikan untuk semuanya,” lanjutnya.
Pada tahun ini, LPPH Balikpapan menerima sekitar 185 siswa baru. Rinciannya, 40 di MA, 60 di MTs, 30 di MI, dan 55 di lembaga tahfidz.
“Terima kasih atas kepercayaan orangtua untuk menyekolahkan anaknya di unit pendidikan (kami),” kata dia pada acara yang dihadiri ratusan undangan itu. [Baca juga: Psikolog: Orangtua Jangan Lelah Memotivasi Anak untuk Belajar]* Kiriman Febryan Wardana, pegiat komunitas PENA Kaltim