Hidayatullah.com– Kondisi pesisir pantai yang berhadapan langsung dengan Selat Sunda hingga malam hari pada tanggal 23/12/2018 terpantau bergelombang rata-rata 1-1,5 meter dengan tekanan angin yang besar.
Kecamatan Carita menjadi salah satu daerah yang terkena dampak tsunami terparah.
Sepanjang pantauan Relawan SAR-BMH, sepanjang pesisir di Kecamatan Pandeglang, tampak bekas-bekas terjangan tsunami terlihat jelas. Sebagian bangunan rusak, genangan air terlihat dimana, jalan raya menyisakan lumpur, kendaraan-kendaraan roda 4 hanyut. Kondisi perkampungan sepi karena banyak yang mengungsi di tempat keluarganya.
Meski demikian, masih saja sekelompok masyarakat yang tetap memilih bertahan di rumahnya dan tidak ikut mengungsi. Sebagian juga hanya mengungsi di dalam masjid kampungnya.
Seperti yang terlihat di RT 05/RW 03 Kp Pagedangan, Desa Sukajadi, Kecamatan Caringin, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Ketika Tim SAR-BMH singgah untuk melaksanakan shalat di waktu isya, tampak puluhan warga sekitar sudah memenuhi Masjid Jami Al Khusaaeni. Emperan masjid terlihat penuh dengan warga.
Wakil RT 05, Bapak Epan menuturkan bahwa benar beberapa warga memilih tidak mengikuti saudara-saudara mereka yang telah mengungsi.
“Di dalam masjid ini, berkumpul warga dari 4 RT, Mas. Mereka memilih bertahan di sini. Meskipun sebagian besar warga di sini sudah mengungsi ke keluarganya yang berada di sekitar Jabodetabek,” ujar Epan.
Baca: Korban Tsunami Jadi 373 Meninggal, 1.459 Luka-Luka, 128 Hilang
Ketika ditanya alasan warga memilih bertahan, Epan hanya menuturkan bahwa mereka masih merasa aman.
Kondisi masjid yang dijadikan tempat bermukim warga juga terjadi di Masjid Jami Al Mukminin Margasana, Kecamatan Pagelaran, Pandeglang.
Masjid ini menjadi salah satu titik berkumpul (pengungsian) warga yang masih dilanda kekhawatiran dengan situasi perairan Selat Sunda yang masih saja seolah mengancam warga dengan derasnya ombak yang tiada hentinya.
Meski desanya tidak terkena dampak tsunami, tetapi rasa kehati-hatian membuat mereka memilih berkumpul di masjid.
Baca: Relawan Berdatangan, Begini Kondisi Lokasi Pasca Tsunami
Di masjid ini menjadi titik peristirahatan 80-an orang, gabungan dari beberapa relawan dan masyarakat. Sebagiannya merupakan warga dari Desa Sidomukti Panimbangan yang juga terkena tsunami.
Di ruangan jamaah putri yang lebih kecil dari ruang utama masjid, tampak ibu-ibu, remaja, dan anak bayi tertidur pulas dengan cara tidur yang tidak beraturan. Kondisi yang sama juga terjadi di ruang utama masjid dan beranda luar.
Uncil, warga Sidomukti yang terkena dampak bencana menuturkan, semenjak kejadian, ia sekeluarga beserta beberapa warga menginap di Mushalla Al Mukhlisin ketika malam, dan kembali ke rumahnya di pagi hari.
“Tempat kami yang di sekitar pantai rumahnya pada hancur, Alhamdulillah rumah kami yang di atas bukit tidak terkena dampak. Tapi tetap saja kalau malam kami memilih tidur di mushalla ini,” ujarnya.
Menurut pengakuan Uncil, Jarak Musholla Al Mukhlisin dengan rumahnya ditempuh selama sekitar 30 menit.* Rizky/PENA