AS dikabarkan terus melakukan patroli di perbatasan Iran-Iraq guna mencegah campur tangan Iran bagi kemungkinan lahirnya kelompok Militan Islam Syiah di negeri 1001 malam itu.
Meningkat sentimen anti AS yang terus berkembang di Iraq belakangan ini membuat AS dan pemerintahan Presiden W Bush semakin menghawatirkan.
Beberapa saat lalu, tidak dari empat juta warga Syi’ah yang berbaris ke kota suci Karbala berdemonstrasi menentang AS dengan membawa spanduk seperti “Tidak untuk Amerika, tidak untuk Israel, Ya untuk Islam.”
Dalam peringatan hari kematian Imam Hussein itu, Kathem al-Nasiri, seorang ulama dari Hawza, dekat Karbala- mengatakan, “Kami ingin untuk mendirikan satu negara Islam, negara Syi’ah, sama seperti apa yang berdiri di Iran. Penentangan terhadap AS yang terus menggelinding ini tak uruang membuat Washington kalang kabut.
Gedung Putih menuduh Iran telah membangkitkan sentimen seperti itu. Arie Fleischer, juru bicara Gedung Putih mengatakan, “Kami mencemaskan masalah ini, tentang agen Iran di Iraq”, katanya.
CIA yakin Iran –bersama dengan Irak dan Korea Utara yang telah dicap oleh Bush tahun lalu sebagai satu ‘poros kejahatan– telah mengirimkan agen-agennya ke Iraq setelah jatuhnya Saddam Hussein. Mungkin tuduhan Washington itu akan dimunculkan kembali bila diperlukan. (ap/ant/cha)