Hidayatullah.com–Sejumlah politikus Denmark menolak usulan pemerintah yang ingin menjual sebagian gereja kepada para imigran muslim untuk dirubah menjadi masjid. Penjualan ini berkaitan dengan sedikitnya kaum Nasrani yang datang ke gereja tersebut.
Sorin Krarub, anggota Partai Kebangsaan Denmark, yang terkenal dengan kecenderungan kanannya sekaligus penjaga salah satu gereja, berkata, “Usulan tersebut membangkitkan perasaan orang-orang kristen yang tidak mengharapkan hal tersebut terjadi di negara Eropa.”
Ini adalah upaya terakhir untuk mengingatkan pemerintah terhadap bahaya di balik kesepakatan usulan itu. Krarub yang terkenal dengan permusuhannya kepada Islam menyatakan, “Pemikiran mengizinkan kaum muslimin di Denmark membeli gereja dan mengubahnya menjadi masjid adalah pertanda dimulainya pembukaan Islam di Eropa Barat.”
Meski demikian, Hamid Musti, anggota Majlis Kopenhagen dari Partai Demokrasi dan salah satu tokoh muslim Denmark yang menonjol justru mendukung usulan tersebut. ”Mengijinkan imigran muslim membeli atau menyewa gereja setempat adalah salah satu solusi atas kesulitan kaum muslimin mendapatkan tanah guna membangun masjid dan kuburan mereka,” jelasnya.
Harian Daily Timer melaporkan, Topo Firgo, Menteri Urusan Gereja Denmark, akhir-akhir ini telah membahas penjualan gereja milik pemerintah. Menurutnya, penjualan tersebut adalah sarana untuk membiayai gereja Denmark yang mengalami kesulitan dana.
Biaya pengaturan dan penjagaan sebagian besar gereja adalah tujuan yang berat mengingat begitu sedikitnya jumlah orang yang bersemangat untuk datang ke gereja. Menurut data statistik, jumlah orang yang mendatangi gereja di Denmark tidak lebih dari 5% – (is/ha/m3/cha)