Hidayatullah.com–Bersamaan dengan itu, Israel menegaskan mereka tidak akan mengubah kebijakan kontroversial mereka, yaitu mengurung Arafat.
Keputusan anggota sayap pejuang Palestine tersebut diperkirakan akan memicu kembali aksi kekerasan di kawasan itu. “Kami telah memerintahkan untuk kembali menggelar serangan di mana-mana, khususnya operasi bunuh diri,” demikian pernyataan Brigade Syuhada Al-Aqsa yang disebarkan di beberapa kota di Tepi Barat. Kelompok itu juga menuding penangkapan para militan tersebut dilakukan atas ‘kerja sama’ dengan Israel.
“Brigade Syuhada Al-Aqsa akan menyerang dengan tangan besi semua orang yang melaksanakan rencana Zionis dan Amerika,” katanya. Sebanyak 14 dari 20 militan yang ditangkap adalah anggota kelompok tersebut.
Namun, belum jelas apakah pengumuman itu mencakup seluruh sel Brigade Al-Aqsa. Struktur organisasi kelompok yang merupakan bagian gerakan Fatah pimpinan Yasser Arafat itu tidak jelas.
Pada 29 Juni lalu. kelompok ini secara resmi menandatangani perjanjian penghentian serangan anti-Israel bersama dengan kelompok lain, termasuk Hamas dan Jihad Islam
Seorang pejabat senior Palestina mengatakan para militan yang ditangkap itu akan dikirimkan ke penjara di Kota Jericho, Tepi Barat. Brigade tersebut mengakui penangkapan itu merupakan akibat ‘tekanan AS’ dan dilakukan dengan sepengetahuan Israel. “Mereka diinginkan oleh Israel karena terlibat dalam sejumlah serangan,” katanya. (MI)