Hidayatullah.com–Deputi Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Paul Wolfowitz, mengatakan bahwa mungkin saja pasukan Amerika Serikat (AS) akan berada di Iraq untuk masa beberapa tahun mendatang walaupun penyerahan kedaulatan akan dilakukan tanggal 30 Juni ini.
Kata Wolfowitz, para panglima AS akan memikul tanggung jawab terakhir mengenai keselamatan anak buah mereka, dan tidak wajib menerapkan keputusan yang diambil oleh pemerintah Iraq.
Ditambahkannya, walaupun ia belum dapat meramalkan berakhirnya kehadiran tentara Amerika di Iraq, namun ia mengatakan bahwa AS sudah mencapai sukses bila tentara Iraq memikul tugas mengamankan Iraq dengan bantuan Amerika Serikat.
Wolfowitz juga melukiskan dua rantai komando yang paralel — yang pertama, rantai komando bagi pasukan multinasional pimpinan Amerika Serikat, dan yang kedua adalah rantai komando bagi pasukan Iraq, dengan pusat operasi gabungan yang dibentuk di berbagai tingkat untuk mengkoordinasi keduanya.
Meski di atas kertas AS selalu berusaha menunjukkan dunia internasional bahwa akan segera mengembalikan kedaulatan Iraq akhir juni ini, tapi beberapa pernyataan resmi para pemimpinnya menunjukkan AS masih akan tetap lama berada di negara itu.
“Kami tidak akan berhenti atau lari. Kami berada di sini untuk melaksanakan pekerjaan dan akan tetap di sini sampai pekerjaan dilaksanakan,” kata Paul Bremer kepada televisi Fox News dalam wawancara dari Baghdad beberapa bulan lalu.
Bremer, yang berbicara setelah Otoritas Sementara Koalisi (CPA) dan Dewan Pemerintah Iraq bentukan AS menyetujui penyerahan kekuasaan bertahap, menolak memberikan kerangka waktu bagi keberadaan pasukan AS di Iraq setelah penyerahan.
“Mereka akan membutuhkan bantuan kami, saya rasa, untuk beberapa waktu,” katanya. (abcn/cha)