Hidayatullah.com–Penolakan itu disampaikannya menjawab surat 144 profesor dari 18 perguruan tinggi negeri (PTN) di Negeri Gajah Putih itu. “Saya siap melakukan apa saja untuk menyelesaikan masalah tersebut, tapi apa yang didapatkan dengan meminta maaf,” kilahnya
Para profesor itu tergerak menyurati Thaksin menyikapi kekerasan di Thailand Selatan yang berlangsung sejak Januari. Menurut mereka, pemerintah telah menerapkan pendekatan kekerasan secara berlebihan.
“Sebagai pejabat tertinggi di kekuasaan, Perdana Menteri tidak bisa mengelak dari tanggung jawab atas kesalahan kebijakan itu. Paling tidak, dia harus minta maaf kepada masyarakat, terutama warga muslim dan kerabat korban,” tulis para profesor.
Mereka juga meminta Thaksin agar melunakkan kebijakannya dalam menangani wilayah selatan Thailand yang didominasi warga muslim. Wilayah yang dimaksud adalah Provinsi Yala, Pattani, Songkhla, dan Narathiwat, yang sering terjadi kerusuhan.
Dalam tahun ini, tercatat lebih dari 400 orang tewas dalam bentrokan dengan aparat. Puncaknya terjadi 25 Oktober lalu, ketika 85 warga muslim tewas setelah dijejalkan dalam truk.
Beberapa saat setelah terjadinya insiden tersebut, Thaksin menyatakan penyesalannya dan mengakui bahwa ada kesalahan prosedur. Namun, dia menolak meminta maaf secara terbuka.
Insiden itu memicu gelombang balas dendam dari kelompok militan. Pemerintah menyatakan, 20 orang menjadi korban dalam serangan balas dendam tersebut.
Permintaan agar Thaksin bersikap lunak juga datang dari Raja Thailand Bhumibol. Tapi, dia bergeming.
Sebaliknya, Thaksin menambah kekuatan aparat keamanan di wilayah yang bergolak itu. Dia juga menolak melakukan pembicaraan untuk memberikan kelonggaran terhadap komunitas muslim di wilayah itu.
Ketika menghadiri upacara di sebuah kuil Buddha di Narathiwat Minggu lalu, sekitar 1.000 warga Buddha meminta Thaksin agar menghentikan kekerasan yang berlarut-larut itu. “Di sini, kami diperlakukan tidak adil. Pemerintah memberikan harapan palsu kepada kami. Kami mohon lakukan tindakan tegas terhadap mereka yang mendalangi serangan tersebut,” seru mereka.
Thaksin menyadari, warga Buddha yang mendominasi Thailand menginginkan tindakan tegas. Sepertinya, dia akan memenuhi permintaan itu dan menjadikannya peluang untuk memenangkan pemilu Februari tahun depan.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu 84 Muslimin di Tak Bai, Provinsi Narathiwat, Thailand, mati lemas dan beberapa lehernya patah ketika hampir 1.300 orang dijejalkan ke dalam kendaraan-kendaraan selama sekitar enam jam. Mereka ditahan setelah pasukan keamanan menggunakan tembakan gas air mata, air, dan tembakan senjata dalam upaya membubarkan para pemrotes di wilayah Selatan yang mayoritas Muslim. (jp/cha)