Hidayatullah.com–Presiden Kuba Fidel Castro hari Kamis mendesak negara-negara Amerika Latin tidak membiarkan AS lolos dengan keterlibatannya dalam terorisme di kawasan itu, pada sebuah pertemuan puncak internasional yang akan mendesak Washington mengekstradisi seorang tersangka teror ke Venezuela.
"Kita harus mengikat erat-erat Empirium (AS), menunjukkan betapa bohong dan menduanya mereka," kata Castro (78) kepada 680 tamu pada Pertemuan Puncak Internasional menentang Terorisme, bagi Kebenaran dan Keadilan.
Diantara mereka yang hadir adalah mantan Presiden Sandinista Nikaragua Daniel Ortega dan politikus El Salvador Shafik Handal. Wakil Presiden Venezuela Jose Vincente Rangel juga diperkirakan menghadiri pertemuan tersebut.
Pertemuan itu akan mendesak Washington mengekstradisi ke Venezuela buronan yang ditahan di AS, Luis Posada Carriles, seorang Venezuela kelahiran Kuba dan mantan aset CIA yang diburu atas tuduhan-tuduhan teror di Kuba dan Venezuela.
Venezuela ingin mengadili Posada Carriles atas tuduhan menjatuhkan sebuah pesawat penumpang Kuba yang membawa 73 orang pada 1976. Ia melarikan diri dari sebuah penjara Venezuela ketika sedang menunggu pengajuan banding atas pengadilannya di negara tersebut.
Posada Carriles, yang kini berusia 77 tahun, ditangkap di AS sejak 17 Mei atas tuduhan pelanggaran imigrasi setelah ia meminta suaka politik di AS.
Kuba juga ingin AS menangkap rekan Posada, Orlando Bosch, yang tinggal di Miami. Dokumen-dokumen AS yang terungkap menunjukkan bahwa Posada Carriles bekerja untuk CIA setidaknya dari 1965 hingga Juni 1976.
Kuba juga memburu Posada Carriles atas pemboman hotel-hotel Havana pada 1997 yang satu diantaranya menewaskan seorang wisatawan Italia.
Pada 2000, Panama menjatuhkan hukuman delapan tahun penjara pada Posada Carriles atas tuduhan berusaha membunuh Castro pada sebuah pertemuan puncak di negara Amerika Tengah itu, namun ia diampuni pada 2004.
Kuba dan sekutunya Venezuela mengatakan, Presiden AS George W. Bush meluncurkan kampanye anti-terorisme di seluruh dunia namun melindungi para tersangka teroris di dalam wilayah perbatasan AS. (ant/rep)