Senin, 12 September 2005
Hidayatullah.com–Konglomerat Indonesia Sudono Salim atau yang biasa dipanggil Liem Sioe Liong, Sabtu (10/09) malam, merayakan hari ulang tahunnya yang ke-90 di hotel Shangri-La, Singapura. Acara ber-langsung meriah. Seluruh anak, cucu, dan kerabat-nya ikut naik panggung untuk mengiringi Oom Liem –panggilan akrab Liem Sioe Liong– memotong kue ulang tahun bersama istri-nya. Banyak undangan dari Indonesia.
Kese-hatan Liem tampak sangat baik. Bahkan, lebih baik daripada tahun lalu ketika merayakan ulang tahun perkawinannya yang ke-60 di tem-pat yang sama.
Saat itu, Oom Liem harus berjalan meng-gunakan kursi roda. Namun, Sabtu malam itu, Oom Liem berjalan biasa menuju pang-gung. Hanya, ketika naik pang-gung, dia menggunakan lift yang mengangkatnya ke tem-pat yang sejajar dengan pang-gung. Setelah itu, Oom Liem berjalan lagi di atas panggung dan berkumpul bersama ke-luarga besarnya.
Lebih baiknya kondisi kesehatan Oom Liem tersebut juga terlihat dari penampilannya di atas panggung. Dia memberi-kan kata sambutan sendiri. Dia juga menerima suapan kue ulang tahun dari sang istri dan memakannya secara biasa.
Di antara undangan, tampak mantan pejabat Indonesia seperti mantan Menpen Harmoko, mantan Ketua DPR Akbar Tandjung, mantan Menkeu Fuad Bawazier, mantan Menkeu Bambang Soebijanto, dan mantan Menhub Agum Gumelar.
Dari kalangan pengusaha, hadir Mochtar Riyadi, Prajogo Pangestu, A Guan, dan Ciputra. Dari Surabaya, terlihat para pengusaha seperti Rachman Halim (PT Gudang Garam), Bintoro Tanjung, dan Dahlan Iskan.
Tampil menghibur hadirin malam itu penyanyi top Singapura, Kit Chan, yang kini tinggal di AS. Chan lebih banyak menyanyikan lagu ke-sukaan Oom Liem. Misalnya, lagu-lagu Theresia Teng seperti Yue Liang, dan Tian Mei Mei. Oom Liem tampak bertepuk tangan setiap lagu kesukaannya selesai dinyanyikan.
Semua acara itu disaksikan para undangan yang berjumlah sekitar 2.000 orang. Umumnya, mereka datang dari Indonesia. Sebagian lainnya datang dari Hongkong, Tiongkok, Amerika, Eropa dan ne-gara-negara lain.
Untuk para undangan, Oom Liem menyediakan penginapan di Hotel
Shangri-La. Bahkan, mereka diberi tiket pesawat Pulang-Pergi (PP),
meski banyak juga yang memilih membayar tiket sendiri.
Kroni
Pengamat George Aditjondro pernah menyebut, pengusa-pengusaha kroni, yakni pengusaha yang dibesarkan Pak Harto di zaman Orde Baru. Mereka antara lain sejumlah nama besar seperti; Bob Hasan, Prajogo Pangestu, Eka Tjipta Widjaya, Aburizal Bakrie dan Sudono Salim (Oom Liem).
Liem
ditengarai telah mendapat perlakuan istimewa dari rezim Soeharto.
Keluarga Salim telah menjadi kroni tepercaya keluarga Cendana yang
pernah berkuasa selama 32 tahun ini.
Perlakuan istimewa terhadap kalangan etnis Cina yang tak seimbang
dengan pribumi ditengarai menjadi biang akumulasi pembagian tidak seimbang atas
kemakmuran negeri yang dikuasai segelinting etnis Cina.
Sudono Salim dibesarkan oleh Orde Baru melalui PT Bogasari yang bertindak selaku monopolis industri terigu. Sebagai taipan terbesar, bisnis keluarga Salim (kini dilanjutkan anaknya Anthony Salim) menggapai ke hampir semua bidang usaha.
Ada Indomobil di bidang otomotif, Indofood di bidang makanan, Indocement di bidang industri semen, dan Indosiar di bidang media elektronik. Dalam bisnis perbankan, keluarga Salim dan Soeharto muncul bersama-sama dengan bendera Bank Central Asia (BCA) sebelum kemudian diambil alih pemerintah..
Sejak 1998, pria yang pernah mendapat gelar 100 orang terkaya di dunia ini banyak mengendalikan gurita bisnisnya yang berada di Indonesia dari negeri Singapura. Liem dan keluarganya pulang-balik (pp) Indonesia-Singapura.
Memang semenjak krisis moneter 1998, banyak taipan Cina melarikan diri dan menyelamatkan uang mereka di Singapura.
Sementara di tanah air, berita anak-anak SD dan ibu-ibu yang gantung diri akibat ketidakmampuan biaya pendidikan tiap hari menghias koran kita, para orang-orang super kaya ini bisa berfoya-foya di negeri lain. (jpc/jp/sib/cha)