Rabu, 21 September 2005
Hidayatullah.com—Radio IRIB mengutip koran Nation melaporkan, Shadiq Al-Farug,Jubir Partai Liga Muslim, cabang Nawaz Syarif, juga mengatakan bahwa segala macam upaya pemerintah Pakistan untuk mengakui keberadaan rezim zionis adalah pengkhianatan terhadap cita-cita Palestina.
Peringatan ini disampaikan karena Presiden Pakistan Pervez Musharraf pasca pertemuan terbuka dengan para pemimpin Yahudi Amerika di New York.
Beberapa hari lalu, Pervez Musharraf mengadakan pertemuan kembali dengan pemimpin Yahudi guna menindaklanjuti hubungan diplomatic kedua Negara itu.
Dalam sejarah, ini merupakan pertama kali pemimpin sebuah negara Muslim yang tidak mempunyai hubungan dengan Israel, mengadakan pertemuan terbuka dengan tokoh-tokoh Yahudi.
Musharraf mengatakan kepada kongres Yahudi Amerika bahwa berdirinya negara Palestina akan membantu meredam terorisme Timur Tengah dan dapat membuka hubungan diplomatik penuh antara Pakistan dan Israel.
Ia mengatakan langkah itu akan membangkitkan kembali kaitan sejarah antara Islam dan Yudaisme.
Pertemuan ini dimulai dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an dan makan roti bersama.
Pidato Musharraf berkali-kali mendapat standing ovation dari hadirin, mereka berdiri sambil bertepuk tangan.
Pidato Musharraf juga berisi kritik terhadap ummat Islam yang menurutnya terperangkap dalam masa lalu dan tidak mau mengikuti perubahan zaman.
Namun Musharaf mengakui konflik di negara negara seperti Afghanistan dan Irak menimbulkan kemarahan di kalangan ummat Islam.
Pertemuan Musharaf ini adalah bagian dari serangkaian langkah persahabatan terhadap negara Yahudi itu.
Tiga hari lalu Musharaf yang merupakan sekutu Amerika, berjabat tangan dengan perdana menteri Israel di PBB.
Dua minggu sebelumnya, menteri luar negeri kedua negara mengadakan pertemuan di Istanbul.
Jendral Musharraf, menjadi presiden Pakistan setelah mengambil alih kekuasaan dalam sebuah kudeta pada tahun 1999. Di dalam negeri, ia dikenal sebagai tangan kanan Amerika. (bbc/irib/cha)