Rabu, 16 November 2005
Hidayatullah.com–Ledakan yang terjadi sekitar pukul 08.45, Selasa (15/11), waktu setempat itu menyebabkan kebakaran di restoran, yang merupakan jaringan restoran cepat saji asal Amerika Serikat, dan membakar beberapa mobil yang diparkir diluar.
Para saksi mata mengatakan mereka melihat tubuh dari tiga orang yang tewas dalam ledakan tersebut dan mobil ambulance terlihat membawa pergi sedikitnya 12 orang yang mengalami luka-luka. Ratusan orang berkumpul disekitar lokasi ledakan, dekat Pearl Intercontinental Hotel.
Lokasi ledakan tersebut sering dikunjungi oleh turis asing dan para pebisnis. "Bangunan KFC terbakar, 6 mobil terbakar dan orang-orang yang terluka berbaring di jalan," ujar seorang polisi lalu lintas Saeed Mohammad yang segera menuju lokasi sesaat setelah mendengar ledakan.
Ledakan sebelumnya yang terjadi di Pakistan dihubungkan dengan kelompok ekstremis Islam yang menentang hubungan dekat antara Presiden Pakistan Jenderal Pervez Musharraf dengan Amerika Serikat. Pakistan adalah salah satu sekutu penting Amerika dalam perang melawan terorisme.
Simbol-simbol perusahaan Amerika seperti Mc Donald’s, A & W, Kentucy Fried Chiken (KFC) atau Coca Cola sering menjadi sasaran pengeboman dan boikot. Beberapa tahun lalu, perusahaan minuman Coca Cola juga sempat menjadi sasaran boikot umat Islam di seluruh dunia karena dianggap sebagaian dananya digunakan mendukung kaum Yahudi-Israel yang selama ini dikenal memusuhi umat Islam Palestina. (cnn/is/cha)
6 Orang Tewas Dalam Ledakan Bom Mobil Di Luar Restoran Di Pakistan
WASPADA Online
Satu bom mobil meledak di luar satu restoran cepat saji AS di kota terbesar di Pakistan, Karachi, Selasa (15/11), sehingga menewaskan enam orang dan melukai beberapa orang lagi, kata polisi dan petugas penyelamat. Kendaraan itu meledak di luar restoran tersebut sekitar pukul 08:40 waktu setempat (10:40 WIB), kata Kepala Polisi Karachi Mushtaq Shah.
"Itu adalah bahan peledak berkekuatan besar dan suaranya terdengar di beberapa bagian kota. Tampaknya KFC menjadi sasaran," kata Shah. Enam mayat ditemukan dari tempat kejadian, kata Muhammad Sabri, pejabat senior dari kelompok pertolongan ‘Edhi Welfare Trust.’
Gerai restoran cepat saji dan kantor bank cabang rusak. Banyak kendaraan terbakar dan jendela bangunan yang bersebelahan dengan restoran itu terguncang, kata koresponden AFP. "Segera setelah saya keluar bus, tiba-tiba saya mendengar suara ledakan keras dan saya terduduk di tanah. Asap membubung dari mana-mana," kata Muhammad Ramzan —yang bekerja di gedung pemerintah di dekat tempat ledakan.
Polisi segera menutup daerah di sekitar lokasi ledakan di dekat hotel Sheraton serta Pearl Continental. "Ini adakan tindakan terorisme. Dapat dipastikan KFC adalah sasarannya," kata perwira senior polisi Manzoor Mughal di tempat kejadian.
"Mungkin (ini adalah) bom yang diledakkan dari jarak jauh," katanya. Ledakan itu terjadi bersamaan dengan proses banding di satu pengadilan terhadap hukuman mati yang dijatuhkan atas seorang aktivis garis keras karena ia dinyatakan terlibat dalam penculikan dan pembunuhan wartawan AS Daniel Pearl tahun 2002.
Sheikh Omar, kelahiran Inggeris, dinyatakan terlibat dalam penculikan Pearl dan dijatuhi hukuman mati pada Juni 2002. Sidang bandingnya telah ditunda selama lebih dari dua tahun. Ledakan tersebut juga terjadi sehari setelah Presiden Pervez Musharraf mengatakan dalam suatu wawancara dengan CNN bahwa Pakistan tak menghadapi serangan teroris terhadap kepentingan Barat seperti serangan pekan lalu terhadap tiga hotel di Jordania selama lebih dari satu tahun.
Enam pegawai cabang lain KFC di kota bergolak tersebut tewas pada 30 Mei, ketika bangunan itu dibakar oleh sekumpulan pengikut Syiah. Tiga terbakar hingga tewas dan tiga orang lagi juga tewas karena membeku setelah mereka berlindung di ruang pendingin.
Serangan tersebut merupakan reaksi atas serangan lain terhadap satu tempat ibadah. Pada September, dua ledakan bom melukai delapan orang di restoran KFC dan McDonald yang dipenuhi pembeli di Karachi, meskipun pemerintah menyatakan serangan itu berkaitan dengan pemogokan nasional yang diserukan oleh partai oposisi. (ant/afp)