Hidayatullah.com–Jumlah orang yang terdampak banjir musiman di Afrika Timur meningkat lebih dari lima kali dalam empat tahun menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Hampir enam jut orang telah terdampak banjir tahun ini, sebanyak 1,5 juta orang di antaranya harus meninggalkan rumah mereka, lansir BBC Selasa (6/10/2020).
Sejumlah daerah di kawasan itu mencatat hujan terderas dalam seabad.
Pada 2019, perbedaan besar temperatur antara sisi timur dan barat di Samudera Hindia dituding sebagai penyebab tingginya curah hujan.
Data yang dikumpulkan UN’s Office for the Coordination of Humanitarian Affairs menampakkan gambaran mengkhawatirkan.
Jumlah orang yang terdampak banjir di Afrika Timur naik dari 1,1 juta di tahun 2016 menjadi 4 juta di tahun 2019, hingga nyaris 6 juta orang pada tahun ini –yang terjadi sebelum musim hujan singkat yang biasanya mencapai puncak pada bulan November dan dialami banyak negara di kawasan itu.
Di Sudan, salah satu negara yang terdampak, sebanyak 860 orang mengalami rumahnya hancur atau rusak dan lebih dari 120 orang meninggal, kata PBB mengutip data pemerintah.
Hampir setiap negara bagian di Sudan pernah mengalami banjir, dan di negara tetangga Sudan Selatan 800.000 orang terdampak banjir dengan 368.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.
“Semua orang lari menyelamatkan diri ke dataran yang lebih tinggi, kata PBB.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Daerah yang sangat luas di sepanjang tepian Sungai Nil sekarang berada di bawah air,” kata koordinator kemanusiaan PBB untukSudan Selatan, Alain Noudéhou, bulan lalu setelah mengunjungi daerah paling parah terdampak banjir.
Di Ethiopia, yang berpopulasi lebih tinggi, sebanyak 1,1 juta terdampak banjir.
Burundi, Djibouti, Kenya, Rwanda, Somalia, Tanzania dan Uganda juga termasuk negara yang penduduknya kebanjiran.*