Hidayatullah.com–Amerika Serikat menyalurkan dana sebesar 17 juta dollar ke Republik Kongo untuk memerangi kekerasan seksual. Menlu Amerika Hillary Clinton menyatakan hal tersebut seusai pertemuan dengan Presiden Kongo Joseph Kabila.
Tim Amerika akan didatangkan ke Kongo untuk mengadakan penyuluhan melawan pemerkosaan.
Menlu AS Hillary Clinton Selasa (11/8) minta kepada Republik Demokratik Kongo untuk menghukum tentara yang bertanggungjawab atas pemerkosaan ketika ia melawat ke bagian timur negara itu yang dicabik perang.
Hillary telah bertemu dengan Presiden Joseph Kabila di sebuah tenda di luar rumah besar Gubernur di Goma.
Iring-iringan mobilnya kemudian melewati dengan cepat pada salah satu dari hanya beberapa jalan yang rata di kota itu, ketika ia melawat ke sebuah kamp bagi sebanyak hampir dua juta orang yang terlantar di wilayah tersebut.
Hillary mengatakan, ia telah mendesak Kabila untuk menangkap para pejabat di belakang epidemi serangan seksual di wilayah itu, ketika tentara memerangi ekstrimis Hutu. Beberapa di antara mereka telah terlibat dalam genosida 1994 di negara tetangga Rwanda.
“Kami percaya akan ada yang dapat dilakukan untuk melindungi warga sipil ketika Anda berupaya untuk membunuh dan menangkap gerilyawan,” Hillary mengatakan pada wartawan.
Dana tersebut akan digunakan, salah satunya untuk membayar polisi perempuan yang bisa menyelidiki kasus-kasus pemerkosaan. Bantuan medis dan psikologis untuk para korban juga akan disediakan dari dana tersebut.
Sudah bertahun-tahun Kongo terlibat perang dengan pemberontak Rwanda. Militer negara tersebut sudah memperkosa puluhan ribu perempuan selama perang.
Atas hal itu, Clinton juga meminta Kabila menahan militer yang telah memperkosa. Hal senada juga dilakukan tentara AS di Iraq. Namun sikap Amerika terhadap kasus tentaranya kurang berbunyi keras seperti di Kongo. [cha, berbagai sumber/hidayatullah.com]