Hidayatullah.com–Senin (19/10) ini rencananya akan ada persidangan kasus tewasnya seekor unta peserta Kontes Kecantikan di Arab Saudi.
Sebagaimana dilaporkan Saudi Gazette Jumat lalu, sang pemilik unta Abdullah Al-Saiari menuntut kompensasi sebesar SAR 1 juta atau sekitar USD 250.000 dari Aramco, perusahaan minyak terbesar Arab Saudi.
Unta betina hitam yang cantik itu mati ketika ia sedang merumput dan tiba-tiba tersandung masuk ke dalam sebuah lubang besar yang digali oleh Aramco untuk menampung minyak mentah, di daerah gurun pasir 250 km sebelah barat Ahsa.
“Ia bagian dari kontes kecantikan unta,” kata Al-Saiari mengenang unta kesayangannya yang berusia 3 tahun itu.
Sebelumnya pihak pengadilan telah mengirimkan surat kepada penyelenggara kontes guna menanyakan berapa nilai sebenarnya dari unta yang mati itu. Setelah berkonsultasi dengan para pakar unta, pihak penyelenggara menetapkan bahwa unta betina yang mati itu bernilai 1 juta riyal.
Kontes Kecantikan Unta sangat populer di negara-negara Teluk. Di Saudi sendiri kontes itu banyak diselenggarakan hingga ke pelosok negeri. Dalam kontes itu, unta yang menjadi peserta dinilai penampilannya.
“Seperti menilai seorang gadis cantik,” begitu kata Fawzan Al-Madr, seorang peternak unta dari Kharj sebelah selatan Riyadh. “Anda menilai matanya yang besar, bulu mata yang lentik, dan leher yang panjang jenjang–sekitar 39-40 inci,” katanya menjelaskan kriteria unta yang cantik.
Unta memang merupakan simbol kebanggaan bagi orang Arab. Ali bin Talal Al-Johany, seorang mantan Menteri Telekomunikasi Saudi, memiliki peternakan yang memelihara 124 unta unggulan. Dan di rumah, ia memajang sebuah foto besar bergambar Musfer — unta juara kebanggaannya.
Begitu populernya kontes unta ini, sampai-sampai para alim ulama di Saudi pernah memperingatkan bahayanya. Bagaimana tidak? Kontes itu bisa memicu banyak sifat buruk, seperti sombong dan mubazir.
Pemilik unta bersaing dan saling membanggakan untanya. Hewan-hewan itu seakan menjadi pujaan dan diberikan segala yang terbaik untuk mereka. Tak jarang acara semacam itu membuka peluang untuk perjudian.
Sikap berlebihan atas unta bisa dilihat dari kasus Mashoufan. Ia adalah pemenang pertama sebuah kontes unta dan kabarnya bernilai lebih dari 4,5 juta dollar. Ketika unta itu mati pada Januari 2008, beritanya disiarkan media secara besar-besaran dan pemiliknya mendapat ucapan belasungkawa dari seluruh penjuru negeri.
Masyarakat Arab Saudi pernah panik pada sekitar Agustus 2007, ketika banyak unta tiba-tiba mati. Sekitar 5.000 ekor unta mati dalam kurun waktu berdekatan. Setelah diselidiki, diketahui bahwa unta-unta itu keracunan salinomycin. Antibiotik yang biasa diberikan untuk ayam melalui pakannya itu ternyata menjadi racun bagi unta.
Raja Abdullah kemudian memberikan ganti rugi sebesar 20.000 riyal untuk setiap ekor yang mati keracunan pakan itu. [di/sg/st/www.hidayatulllah.com]