Hidayatullah.com–Berbicara mengenai KAUST (King Abdullah University of Science and Technology) dan pendidikan dalam sebuah wawancara dengan harian Al-Madina, Kamis pekan lalu, Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi mengatakan bahwasanya fasilitas pendidikan itu merupakan “bangunan megah ilmu pengetahuan.”
Ia mengatakan pula bahwa KAUST akan memberikan sumbangsihnya pada “kebangkitan dan kemajuan umat.”
“Islam tidak melarang percampuran jenis kelamin (mahasiswa pria dan wanita) selama dilakukan sesuai syariah,” katanya.
“Harus ada saling bantu dan bekerjasama dalam kebaikan,” katanya lebih lanjut.
Ia juga menjelaskan mengenai situasi wanita Muslim secara umum pada masa sekarang. “Wanita Muslim telah diperlakukan secara tidak adil oleh mereka yang kebarat-baratan, yang ingin memaksakan tradisi budaya Barat, seperti korupsi dan nilai-nilai perpecahan, serta menyimpang dari jalan yang lurus.”
“Mereka juga dizalimi oleh orang-orang yang ingin memaksakan tradisi lain–kali ini yang berasal dari Timur, bukan Barat–yang sering digambarkan sebagai tradisi dalam agama.”
Al-Qaradhawi menambahkan bahwa kata “Ikhtilaat” (campur-baur antara laki-laki dan perempuan) tidak dikenal dalam kosakata Islam di abad-abad sebelumnya (awal Islam). Ia mengatakan, kemungkinan kata itu masuk melalui “terjemahan dari sebuah kata asing.”
Syaikh Fahd bin Sa’ad Al-Majid, Sekretaris Dewan Ulama Senior, menggambarkan KAUST sebagai “mercusuar ilmu pengetahuan dan kesejahteraan bagi seluruh dunia.”
Berbicara kepada Okaz pekan lalu, Al-Majid mengatakan bahwa Raja Abdullah telah membawa “kemajuan besar” dengan melipatgandakan jumlah universitas di Saudi dan mendorong adanya “persaingan sehat.”
“KAUST akan berupaya untuk mengakhiri propaganda stereotipe dan pengertian yang salah tentang Islam, dengan menampilkan citra Islam yang sebenarnya, yaitu sebagai agama ilmu pengetahuan dan peradaban,” kata Syaikh Al-Majid.
Menurutnya, sekarang ini dunia Islam “menderita akibat resistensi budaya di bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan, dan juga akibat perbedaan visi dan motivasi.”
“Jelas dapat dilihat, apa yang diupayakan oleh Raja selama ini adalah untuk mengatasi masalah tersebut,” lanjut Al-majid.
“Ia telah mengambil tindakan untuk mengatasi masalah-masalah Muslim di bidang politik, intelektual dan sosial. Sebagaimana bisa dilihat dari upayanya untuk mereformasi peradilan dan pendidikan, dan juga secara pribadi ia tertarik untuk meningkatkan penelitian ilmiah demi kepentingan Islam dan Muslim,” pungkas Al-Majid.
Sementara itu bulan lalu, Syaikh Abdullah Sualiman Al-Mani’i yang juga bagian dari ulama senior, memuji KAUST dengan mengatakan bahwa lembaga itu akan menjadi sebuah langkah menuju “pemulihan kembali peran dunia Islam dalam memimpin ilmu pengetahuan.”
“Raja Abdullah merupakan seorang pionir dan pemimpin hebat, tidak hanya di dunia Islam tapi juga di seluruh dunia.” [di/sg/hidayatullah.com]