Hidayatullah.com–Kepala Gereja Katolik Irlandia meminta maaf atas perannya dalam kesalahan menangani kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak.
Sebagai seorang pastur pada tahun 1975, Kardinal Sean Brady ikut dalam pertemuan pada saat anak-anak diminta untuk tutup mulut terkait keluhan fedofilia oleh pastur Brendan Smyth.
Ia mengatakan, meminta maaf kepada “semua orang yang merasa telah dikecewakan”. Dalam bulan-bulan terakhir ini, gereja di Irlandia “diguncang krisis pelecehan terhadap anak-anak” dan ia berharap suratnya dapat membantu menangani masalah ini.
Rahasia
Hari Selasa, Gereja Katolik di Irlandia menerbitkan rincian lebih lanjut tentang alasan di balik permintaan Kardinal Brady kepada dua korban, yang berusia 10 dan 14 tahun, untuk menandatangani perjanjian rahasia.
Gereja mengatakan, anak laki-laki itu diminta untuk menandatangani janji untuk menghindari “potensi kesalahpahaman” dalam mengumpulkan bukti untuk penyelidikan internal gereja.
Namun pernyataan gereja itu tidak menjelaskan mengapa Kardinal Brady atau atasannya saat itu tidak memberikan informasi tersebut kepada polisi. Pastur Smyth tetap melakukan pelecehan seksual kepada anak-anak dalam tahun-tahun berikutnya.
Dalam misa hari Santo Patrisius hari Rabu, Kardinal Brady mengatakan, ” Minggu ini adalah masa menyakitkan terkait masa lalu saya. Saya telah mendengar reaksi dari mereka yang terkait dengan peristiwa 35 tahun lalu.”
“Saya ingin mengatakan kepada siapa pun yang terluka akibat kegagalan saya dan saya minta maaf dengan sepenuh hati. Saya juga meminta maaf kepada semua yang telah saya kecewakan.”
“Bila saya lihat lagi ke belakang, saya malu karena saya tidak selalu menegakkan nilai-nilai yang saya junjung.”
Kardinal Brady menambahkan, “gereja harus melanjutkan langkah untuk mengatasi semua masalah yang ditimbulkan karena pelecehan anak oleh sejumlah pemuka gereja…”
Berbagai tuduhan
Pastur Smyth akhirnya dihukum terkait puluhan kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak.
Namun di tengah berbagai tuduhan yang sebelumnya pernah diselidiki pihak gereja, termasuk Kardinal Brady, diperlukan waktu 20 tahun sebelum Smyth akhirnya diadili.
Wakil Menteri Irlandia Utara, Martin McGuiness mengatakan, Kardinal Brady “harus meninjau ulang posisinya”.
Ia mempertanyakan, berapa banyak lagi anak lain yang diminta untuk bungkam.
Kelompok jaringan krisis perkosaan Irlandia, Rape Crisis Network Ireland (RCNI) mengatakan, posisi Kardinal Brady tidak dapat dipertahankan lagi.
Ratusan tuduhan pelecehan anak oleh pastur Katolik, banyak di antaranya terjadi puluhan tahun lalu, terungkap tahun ini di seluruh Eropa.
Bulan Februari lalu, Paus Benedictus VXI mengadakan pertemuan dengan Uskup Irlandia. Dalam sebuah pernyataan, Vatikan menulis bahwa uskup-uskup Irlandia berjanji akan membantu Paus dalam menyelidiki skandal tersebut.
Paus berpidato mengenai skandal seks dari tahun 1975-2004. Skandal macam ini diketahui publik pada November tahun lalu ketika Kementerian Kehakiman Irlandia mengeluarkan laporan resmi mengenai pelecehan seksual yang dilakukan kaum rohaniwan. Gereja Katolik-Roma di Irlandia sebenarnya mengetahui skandal ini, namun mereka merahasiakannya dari muka umum.
Sementara itu, Kardinal Tarcisio Bertone, orang terpenting kedua di Vatikan mengatakan, pelecehan seksual terhadap anak yang dilakukan oleh pendeta di Irlandia adalah sebuah ‘tantangan memalukan’. [bbc/hid/hidayatullah.com]