Hidayatullah.com–Federasi Jurnalis Arab melihat bahwa pers di kebanyakan negara Arab menderita dengan dibatasinya kebebasan berpendapat. Banyak wartawan yang kehilangan kebebasan mereka. Bahkan telah banyak surat kabar yang dilarang terbit, wartawan ditangkap, serta siaran kantor berita dihentikan aktivitasnya di beberapa negara Arab. Demikian dilansir Al-Jazeera.net (20/5).
Selain itu, perdebatan antara pemerintah Arab dan media juga sangat terbatas sekali di media-media Arab. Padahal media di Barat seringkali mengkritik beberapa negara Arab, akan tetapi tidak ada satu negara Arab pun yang berani mencegahnya, apalagi menutup media Barat tersebut.
Para jurnalis tersebut menilai adanya ketakutan negara-negara Arab terhadap Barat, sehingga media Barat dibiarkan bebas melakukan apapun, termasuk mengkritik Arab sendiri.
Terbukti Yordania tidak berhasil mencegah BBC untuk menerbitkan sebuah film dokumenter tentang prostitusi di Yordania. Padahal menurut surat kabar Al-Quds Al-Arabiya, fenomena prostitusi itu belum begitu muncul di tengah masyarakat Yordania.
Tambahnya lagi, jika diteliti lebih dalam di beberapa negara Arab, terdapat diskriminasi antara media Arab dan Barat. Media Barat seringkali diperlakukan dengan penuh toleransi, sedangkan media Arab sebaliknya, diperlakukan dengan kejam dan tidak ada toleransi sama sekali.
Beberapa waktu lalu Bahrain mengeluarkan keputusan untuk membekukan kerja Al-Jazeera di wilayahnya. Dan ternyata perlakuan seperti ini sudah biasa diterima Al-Jazeera di beberapa negara Arab lainnya.
Pimpinan Umum surat kabar Al-Quds Al-Arabiya, Abdul Bari Atwan dalam sebuah wawancara via telepon dengan Al-Jazeera.net mengatakan bahwa negara Arab tidak berani untuk menutup media Barat karena takut akan timbulnya masalah yang serius dengan Barat. [sadz/jzr/hidayatullah.com]