Hidayatullah.com–Uni Eropa sejak hari Selasa (6/7) melarang pesawat-pesawat jet Iran Air terbang ke Eropa dengan alasan masalah keamanan. Larangan itu, katanya, tidak terkait dengan sanksi terbaru yang diberlakukan Amerika Serikat atas Iran terkait dengan program nuklirnya.
Pesawat Boeing 727, 747 dan Airbus 320 milik Iran Air dimasukkan dalam daftar hitam penerbangan Uni Eropa, karena memerlukan audit keselamatan. Demikian kata Helen Kearns, jurubicara Komisi Transportasi seperti dikutip berbagai media.
Namun Kearns membantah keputusan tersebut, yang mempengaruhi 2/3 armada Iran Air, ada hubungannya dengan sanksi internasional atas Iran.
“Urusan kami murni dengan persyaratan keamanan,” ujarnya. “Kontrol kami fokus sepenuhnya pada keselamatan, tidak ada yang lain.”
Iran Air dinilai bermasalah dalam perawatan pesawat Boeing 747 dan 727 yang dibelinya pada tahun 1970an, karena Amerika Serikat tidak mengizinkannya mendapat spare part selama 30 tahun.
Iran Air melayani penerbangan ke sekitar 60 tujuan, utamanya Asia dan Eropa.
Arab News (6/7) yang mengutip laporan Reuters mewartakan, hari Senin seorang pejabat Iran menyampaikan bahwa pesawat-pesawat Iran tidak diperbolehkan mengisi bahan bakar di Jerman dan Inggris serta Uni Emirat Arab, sebagai akibat dari sanksi yang diberikan Amerika Serikat.
“Sejak pekan lalu, pesawat-peswat kami ditolak mengisi bahan bakar di bandara-bandara Inggris, Jerman dan UEA, karena sanksi yang diberlakukan AS,” kata Mehdi Aliyari, Sekretaris Iranian Airlines Union, kepada kantor berita Iran, ISNA.
Tetapi pihak Inggris, melalui seorang jurubicara pemerintah mengatakan, tidak mengetahui bahwa pesawat-pesawat Iran tidak diperbolehkan mengisi bahan bakar di Inggris. Sementara Kementerian Transportasi Jerman mengatakan tidak ada larangan pengisian bahan bakar bagi pesawat Iran.
Senada dengan Inggris dan Jerman, Uni Emirat Arab mengatakan pihaknya menghormati kontrak pengisian bahan bakar pesawat Iran seperti biasanya.[di/an/hidayatullah.com]