Hidayatullah.com—Sebuah sekolah Kristen di Adelaide, Australia Selatan, mengirim surat kepada para orang tua untuk mendesak agar mereka memilih ‘tidak’ dalam plebisit (via pos) tentang perkawinan sesama jenis yang segera dilaksanakan.
Surat tersebut terungkap saat sejumlah kelompok yang mendukung perkawinan sesama jenis, termasuk aliansi Kristen di Adelaide dan sebuah kelompok besar di Hobart, melakukan aksi.
Surat tiga halaman dari kepala Sekolah Kristen Sunrise di wilayah Mile End, Adelaide, dimulai dengan penggambaran plebisit tersebut sebagai “peristiwa yang relatif unik dalam sejarah demokrasi [Australia]”.
“Dengan hormat, kami meminta semua yang terkait dengan komunitas sekolah untuk berpartisipasi dan memberikan suara ‘TIDAK’ dalam plebisit tersebut,” kata kepala sekolah Shane Hosking, dikutip AustraliaPlus.
Baca: Inilah Negara-negara Eropa yang Membolehkan Perkawinan Homo
Surat, yang mengutip Alkitab dan juga mengacu pada undang-undang Australia yang berlaku, tersebut membela definisi hukum perkawinan saat ini sebagai penyatuan antara laki-laki dan perempuan.
“Tampaknya tak mungkin ada kesempatan serupa, yang akan muncul di masa depan, untuk mengungkap pendapat tentang nilai dasar dari masyarakat kita,” kata Hosking dalam surat tersebut.
Berbicara dalam sebuah pertemuan publik, pada hari Senin (11/9/2017), untuk meluncurkan cabang Adelaide dari kelompok Kristen Australia untuk Kesetaraan Perkawinan, para pemimpin agama berbicara menentang pesan yang memecah belah.
“Anak-anak di sekolah dan orang tua mereka harus bebas menentukan ini sendiri dan tak percaya bahwa mereka harus diarahkan ke satu keputusan atau lainnya,” kata CEO AnglicareSA, Pendeta Peter Sandeman.
“Jika institusi, terutama institusi gereja, mencoba dan memaksakan perspektif agama dengan mengecualikan warga atau terlihat mengancam warga, maka saya percaya itulah yang melewati batas.”
Aksi mendukung perkawinan sesama jenis di Hobart dihadiri ratusan orang.
Baca: Puluhan Ribu Orang Menentang Perkawinan Homoseksual di Paris
Tapi pengacara Christopher Brohier dari kelompok Koalisi untuk Perkawinan membela hak sekolah untuk menerbitkan surat tersebut.
“Setiap organisasi dalam demokrasi memiliki hak untuk menyatakan pandangannya dengan hormat dan logis,” sebutnya.
“Saya tak memiliki keberatan terhadap organisasi manapun yang menyatakan pandangan mereka, seperti halnya Qantas menyatakan pandangannya.”
Sekolah tersebut telah dihubungi untuk memberikan komentar.*