Hidayatullah.com–Military Religious Freedom Foundation (MRFF) hari Selasa lalu menyampaikan keberatan atas undangan Pentagon kepada seorang tokoh evangelis, yang dinilai telah menghina Islam.
Menurut Presiden MRFF Mike Weinstein, mengundang Franklin Graham untuk hadir pada acara Hari Doa Nasional 6 Mei mendatang, sama seperti membawa seseorang ke acara doa nasional liar yang merendahkan Kristen atau kelompok agama lainnya.
Franklin Graham pernah menggambarkan Islam sebagai “setan”. Tindakan Graham itu menurut Weinstein bisa membahayakan pasukan Amerika dan membangkitkan ekstrimis Muslim.
Franklin Graham adalah putra seorang tokoh evangelis terkemuka, Billy Graham. Ia menjabat Presiden dan CEO dari Samaritan’s Purse–sebuah organisasi bantuan Kristen internasional–dan Billy Graham Evangelistic Association.
Kepada jurubicara Pentagon, Graham mengatakan ia akan hadir dan berbicara dalam acara tersebut, jika masih diundang. Dan jurubicara itu mengatakan akan mencari pejabat yang akan menjawab kritikan yang masuk.
Setelah peristiwa 9/11 tahun 2001, Graham mengatakan bahwa Islam adalah agama yang sangat buruk dan jahat. Kemudian dalam rubrik opini di The Wall Street Journal dia menulis bahwa dirinya tidak yakin muslim berbuat jahat karena agama mereka, tapi “sebagai seorang rohaniwan … saya yakin, adalah tanggung jawab saya untuk bicara menentang perbuatan jahat yang diakibatkan oleh ajaran agama Islam.”
Mark DeMoss, jurubicaranya mengatakan, Graham belum mengubah pandangannya tentang Islam.
Mengutip Graham, DeMoss mengatakan, “sebagai ayah dari seorang putra yang sedang menjalani tugas keempatnya di medan perang, saya senang ada seseorang yang memimpin doa pada Hari Doa Nasional atau hari lainnya.”
Disamping mengkritik undangan atas Graham, Weinstein juga mengkritik kerjasama Pentagon dengan National Day of Prayer Task Force, kelompok Kristen yang menyelenggarakan acara doa tersebut atas prakarsa Kongres.
Menurut Weinstein, ia tidak keberatan dengan hari doa. Tapi, Pentagon telah melanggar aturan Departemen Pertahanan, dengan mengistimewakan kelompok asal Colorado tersebut. Pemimpin National Day of Prayer Task Force sering diundang ke Pentagon dan materi-maeri keagamaannya sering dipakai oleh rohaniwan militer.
Seharusnya, kata Weinstein, rohaniwan di Pentagon tidak boleh terlalu dekat dengan kelompok itu, karena acara Hari Doa Nasional melibatkan seluruh umat Kristen, meskipun orang beragama lain boleh datang.
Graham adalah ketua kehormatan tahun ini di National Day of Prayer Task Force.
Seorang hakim federal di Wisconsin pekan lalu memutuskan bahwa Hari Doa Nasional tidak konstitusional, karena acaranya merupakan ajakan untuk melakukan aksi keagamaan. [di/ap/hidayatullah.com]