Hidayatullah.com–Pemimpin Palestinian National Initiative Mustafa Barghouthi menyeru agar negara demokrasi Palestina merdeka segera diproklamirkan di seluruh wilayah yang dikuasai Israel sejak 1967, sebagai respon dari kegagalan negosiasi damai.
Sebagaimana dilansir Maan (14/10), ketika berbicara kepada wartawan di Ramallah, Barghouthi mengajukan serangkaian usulan guna memecah kebuntuan proses perdamaian, yang dianggapnya “tidak berarti dan merusak” karena pembangunan pemukiman Yahudi oleh Israel terus berlangsung.
Deklarasi kemerdekaan yang diusulkan Barghouthi, menyeru pada semua negara, pemerintahan dan lembaga-lembaga internasional agar mengakui dengan segera negara Palestina berikut batas-batas wilayahnya. Dan juga melobi Majelis Umum PBB untuk mengakui negara Palestina yang berdiri pada 4 Juni 1967, serta menuntut agar Israel mengakhiri penjajahan atas tanah, perbatasan, sumber air dan menyingkirkan semua pemukiman ilegal dari wilayah Palestina. Jika Israel tetap melanjutkan penjajahannya setelah Paestina dideklarasikan, maka sanksi hukum harus dijatuhkan pada Israel.
Menurutnya, usulan PNI tersebut merupakan sebuah ujian bagi negara-negara yang menyatakan mendukung berdirinya negara Palestina merdeka dan institusinya. Dia menyinggung deklarasi kemerdekaan Kosovo yang diakui oleh masyarakat internasional sebagai sebuah model yang bisa ditiru.
Barghouthi memperingatkan, “Jika masyarakat internasional menolak opsi ini, maka solusi dua negara tidak akan terwujud dan orang-orang Palestina akan dibiarkan berjuang melawan apartheid dalam satu negara.”
Dia berjanji bahwa PNI akan mengawali kampanye bersama dengan partai-partai Palestina lain guna meyakinkan para pemerintah dan bangsa di dunia agar mengakui dan mendukung keberadaan negara Palestina yang demokratis dengan perbatasan sebagaimana tahun 1967 dan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.[di/maan/hidayatullah.com]