Hidayatullah.com–Tokoh komunitas Muslim Mesir menyatakan diri mereka sebagai Salafi, menyebutkan bahwa mereka bisa mendukung Ikhwan dalam Pemilu lokal organisasi pelajar atau organisasi profesi, yang tidak ada konsekwensi pengakuan terhadap kebatilan, sebagaimana dilansir onilsam.net (21/11).
Walaupun Abdul Mun’im As Syahat, salah satu tokoh komunitas Salafi Mesir menyatakan bahwa pihak mereka tidak akan mendukung Ikhwan dalam pemilu parlemen, karena menurut mereka hal itu menyelisihi syari’at, namun pihaknya masih memungkinkan mendukung Ikhwan diluar hal itu. Yakni di Pemilu lokal organisasi pelajar atau organisasi profesi, dengan syarat bahwa tidak ada konsekwensi pengakuan terhadap kebatilan. Bahkan menurutnya, pemilihan kepemimpinan atas dasar suara mayoritas dalam ranah tersebut bisa diterima.
Ia juga tidak setuju dengan pendangan beberapa tokoh Salafi Jordan, semisal Masyhur Hasan Salman, yang menyeru untuk mengikuti pemilu, dengan alasan bahwa penguasa memerintahkan untuk mengikutinya. Menurutnya, pemahaman ini timbul karena mencampur adukkan antara kekuasaan syar’i dan penguasa saat ini.
Sebagaimana diketahui, hubungan Salafi-Ikhwan selalu mengalami dinamika. Di Mesir, menjelang pemilu perlemen ini, Salafi tetap memilih untuk tidak ikut serta dalam pemilu, sebagaiamana ada suara dari sebagian pihak Ikhwan, yang menyerukan boikot. Namun, hal ini berbeda dengan yang terjadi di Jordan, di saat sebagian besar tokoh Ikhwan memilih boikot tokoh komunitas Salafi semisar Masyhur Hasan Salman dan Ali Halabi setuju dengan pemilu.
Di Bahrain sendiri pihak Salafi dan Ikhwan sama-sama mencalonkan diri sebagai anggota perlemen, namun persaingan antar kedua komunitas ini membuat perolehan suara mereka turun drastis. [tho/oni/hidayatullah.com]