Hidayatullah.com–Pembunuhan Gubenur Pakistan dari kelompok liberal, yang dikutuk beberapa Negara, membantu menyatukan sejumlah kelompok Islam, ujar para peneliti.
Pembunuhan Gubenur Punjab Salman Taseer minggu lalu oleh penjaga keamanannya, Mumtaz Qadri menunjukkan meningkatnya popularitas dari Islam radikal, demikian kutip The Washington Post (TWP).
Qadri, yang diputuskan bersalah dalam pembunuhan Taseer oleh pengadilan Pakistan pada hari Senin kemarin, dianggap sebagai pembela Islam oleh sejumlah kelompok keagamaan dalam unjuk rasa yang terjadi di jalan-jalan.
Qadri mengatakan, ia membunuh Taseer karena pertentangannya dengan hukum penistaan agama di Pakistan, yang membuat hal ini menjadi kriminal besar dalam tindakannya menghina al-Quran atau Nabi Muhammad.
TWP melaporkan, buntut dari pembunuhan Taseer adalah semakin meningkatkan pertanyaan mengenai demokrasi Pakistan saat ini di mana Amerika mengandalkan pemerintahan sebagai sekutu dalam perang melawan para pejuang Taliban.
\”Mumtaz Qadri mengorbankan dirinya untuk melindungi kesucian Nabi kami dan setiap orang di sini siap melakukan hal yang sama,” ujar seorang murid sekolah dikutip TWP.
Meningkatnya dukungan untuk Qadri membuat ketakutan kelompok profesional dan masyarakat atas serta sekelompok kecil kaum elit Barat, bahkan pemerintahan di bawah Presiden Asif Ali Zardari telah menyerah dalam memberikan ide-ide untuk mereformasi hukum, demikian dilaporkan.
Sherry Rehman, anggota legislatif dari kelompok liberal yang mengenalkan peraturan untuk mengamandemen hukum, telah diumumkan sebagai non-Muslim oleh kelompok Islam.
“Saya mencoba untuk menemukan titik tengahnya tetapi sekarang tak ada satupun yang berani menyentuh masalah ini,” ujarnya pada Wasington Post.
“Saya pikir kemunduran ini akan membuat Negara kita kembali seperti beberapa tahun yang lalu.”
“Sikap diam dari kelompok yang disebut liberal adalah kriminal,” Ujar Haider Abbasy dari Partai Pergerakan Muttahida Qaumi.
Sebagaimana diketahui, gubernur Punjab Salman Taseer ditembak mati oleh salah satu pengawalnya sendiri saat ia melangkah keluar dari mobilnya di pasar Kohsar wilayah Islamabad. Setelah menyerah kepada pihak berwenang, sang pelaku dilaporkan menyatakan oposisi kepada reformasi hukum penghujatan milik Pakistan – sebuah isu yang sangat didukung oleh Tasser. [UPI/cam/hidayatullah.com]