Hidayatullah.com–Martin Luther King sudah hampir setengah abad lalu meninggal dunia, namun hingga kini para kritikus menilai Amerika Serikat tetap saja sangat “rasis”.
“Perang yang kita lihat sekarang di Timur Tengah adalah bukti yang nyata atas hal ini,” ujar Marak Glenn dari Crescent and Cross Solidarity Movement, Coeur D\’Alene, dalam wawancaranya dengan PressTV (17/1).
“Kami menghadapi orang-orang berkulit gelap yang kebetulan berbicara dengan bahasa berbeda dan mengakut agama berbeda dan budaya berbeda,” tambahnya.
Mantan kandidat senator AS Mark Dankof mengatakan bahwa masalah terbesar ekonomi Amerika “adalah bahwa kita memiliki sebuah merek perusahaan kapitalisme yang pada dasarnya menghancurkan ekonomi Amerika demi kepentingan segelintir orang.”
Menurutnya, identifikasi orang-orang yang berada dibalik pembunuhan Martin Luther King dan tokoh-tokoh politik AS lainnya akan mengungkap keterlibatan Israel dan kerjasamanya dengan kelompok-kelompok kepentingan.
Terkait dengan impian Martin Luther King, kata Dankof, pemerintah Amerika Serikat harus melepaskan diri dari kelompok kepentingan tersebut.
“Menurut saya kami perlu lebih banyak diversifikasi media agar kontrol dan kepemilikan media berada di luar tangan mereka yang menjadi bagian dari masalah sisem yang lebih besar ini,” imbuhnya.
Martin Luther King Jr adalah seorang tokoh agama Kristen, aktivis dan pemimpin gerakan hak-hak sipil warga kulit hitam AS . Dia dikenal sebagai pejuang hak sipil yang meniru model perjuangan Mahatma Gandhi. Dia dibunuh di Memphis, AS, pada 4 April 1968 dan menjadi ikon liberalisme Amerika. Hari MLK diperingati setiap tahun pada Senin ketiga bulan Januari, dekat dengan tanggal kelahirannya.[di/ptv/hidayatullah.com]