Hidayatullah.com–Lapangan Tahrir menjadi bagian sejarah panjang negara Mesir seiring runtuhnya kekuasaan presiden tiran Hosni Mubarak yang menyatakan mundur Jumat (11/2) lalu. Demikian pula bagi dua insan manusia yang mengikat janji setia di sana.
Dr Ahmed Zaafan dan Oula Abdul Hamid ikut serta berdemonstrasi dan berkemah di lapangan itu sejak 28 Januari. Sepuluh hari kemudian, keduanya memutuskan untuk mengikat tali perkawinan, disaksikan teman-teman mereka yang turut aksi protes menumbangkan Hosni Mubarak.
“Saya khawatir karena orangtua saya tidak dapat datang ke acara ini. Tapi merasa bahagia karena semua orang Mesir dan Arab menyaksikan pernikahan kami dan kami berdua mendapat ucapan doa dan selamat dari orang di seluruh dunia,” kata Zaafan ketika itu sebagaimana dikutip Al-Arabiya.
Oula mengatakan bahwa dia tidak akan mendapatkan tempat yang lebih baik untuk menggelar pesta perkawinannya daripada Lapangan Tahrir.
“Saya sangat bahagia dengan ide melangsungkan pernikahan di lapangan sakral ini, yang menjadi saksi kelahiran kembali negara kami,” ujar wanita itu.
Lebih dari 300.000 orang demonstran menghadiri upacara pernikahan yang digelar pada hari Ahad (6/2) itu.
Zaafan dan Oula adalah anggota dari Dr Amr Khalid’s Creator of Future Group, sebuah organisasi nirlaba dengan tujuan membantu orang-orang yang memiliki berbagai masalah sosial.
Creator of Future memiliki anggota lebih dari 50.000 orang. Mereka terlibat secara aktif dalam situasi tegang akibat gejolak rakyat Mesir yang menuntut presiden mereka mundur, dengan memberikan layanan keamanan di berbagai kompleks pemukiman di Kairo dan kota-kota lainnya.*