Hidayatullah.com–Para pejabat Israel telah menyatakan kekhawatiran tentang perjanjian rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah yang dilaksanakan di Kairo pada hari Rabu lalu.
Sementara itu, menurut sumber, Israel akan mengirimkan utusannya ke Kairo guna membahas hal tersebut.
Menurut media Israel, dalam pembukaan pertemuan mingguan kabinet pada hari Ahad (1/5), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa seharusnya bukan hanya Israel saja yang khawatir dengan perjanjian rekonsiliasi tersebut, melainkan juga semua kalangan yang ingin melihat dunia ini damai.
Netanyahu juga mengatakan, “Perdamaian hanya mungkin akan dicapai bagi mereka yang ingin tinggal bersama kami, dan bukan bagi mereka yang ingin menghancurkan kami”.
Surat kabar Haaretz melaporkan bahwa Netanyahu sedang mempertimbangkan kemungkinan mengirim utusan khususnya ke Kairo, setelah ia menilai sikap dan pernyataan pemimpin Mesir yang baru sebagai suatu “ekstrimisme”.
Haaretz juga menunjukkan bahwa alasan kekhawatiran Israel dari kepemimpinan Mesir yang baru adalah suksesnya rekonsiliasi Palestina, dibukanya perbatasan Rafah, penolakan Kairo terhadap intervensi Israel dalam masalah ini, serta berubahnya kebijakan Mesir terhadap Iran.*