Hidayatullah.com–Usamah bin Ladin sempat menghitung berapa jumlah orang Amerika yang harus dibunuh untuk memaksa pasukan AS hengkang dari timur-tengah, pejabat AS mengatakan.
Menurut pejabat AS, keterangan ini didapat dari buku harian bin Ladin dan dokumen lain yang disita di rumahnya.
Diyakini bahwa bin Ladin menulis sendiri tulisan itu, yang disita oleh pasukan komando Navy SEAL Amerika dari rumah bin Ladin di kota Abbotabad, Pakistan dalam operasi tanggal 2 Mei yang menewaskannya.
Para pejabat intelijen Amerika masih dalam proses menyaring isi puluhan flash drive, komputer, dan dokumen-dokumen kertas yang disita dalam serangan itu.
Para pejabat intelijen mengatakan sejauh ini mereka belum menemukan bukti rencana serangan spesifik terhadap sasaran-sasaran di Amerika atau Barat dalam waktu dekat.
Bin Ladin juga sempat menyerukan pengikutnya untuk melancarkan serangan di kota-kota kecil di AS dan jalur kereta api.
Dokumen tersebut disita minggu lalu ketika pasukan khusus AS menyerbu rumah bin Ladin di Pakistan.
Pejabat AS yang tidak mau disebutkan namanya itu, mengatakan kepada Associated Press, bahwa mereka menemukan buku harian Bin Ladin yang ditulis dengan tangan dan dokumen komputer yang menunjukan keterlibatannya di setiap ancaman al-Qaidah.
Diantaranya rencana penyerangan di Eropa tahun lalu yang sempat bikin panik pelancong dan memaksa sejumlah kedutaan dalam keadaan siaga.
Pemimpin al-Qaidah ini juga membayangkan adanya serangan di tanggal-tanggal penting seperti hari kemerdekaan 4 Juli dan 10 tahun peristiwa serangan 11 September 2001.
Dalam buku hariannya, bin Ladin juga mengatakan kota lain di Amerika Serikat seperti Los Angeles seharusnya bisa menjadi target juga.
Menurut para pejabat AS, bin Ladin memperkirakan berapa orang Amerika yang harus mati untuk memaksa pemerintah AS mengkaji ulang kebijakan timur-tengahnya.
Hanya saja, berita soal buku harian ini datang sepihak dari Amerika, khususnya intelijen Amerika. Tak jelas, apa dan bagaimana tulisannya, dan benarkah itu tulisan tangan Bin Ladin memang harus dibuktikan dan harus dilakukan cross-ceck dengan orang terdekat yang mengenali tulisan aslinya.
Sebab jika langsung dipercaya, berita seperti bisa jadi dalil pembenaran kampanye “perang melawan terorisme” yang sedang digalakkan Amerika dan sekutunya yang dengan sengaja banyak mengorbankan kalangan Islam.*