Hidayatullah.com–Kejayaan tabloid mingguan terkemuka News of the World milik Rupert Murdoch ternyata tidak lepas dari perbuatan curang, antara lain penyadapan telepon orang-orang yang ditampilkan berita atau profilnya dalam koran itu.
News of the World yang telah berjaya selama 168 tahun akhirnya mencetak edisi terakhir yang akan terbit Ahad besok. Tindakan dramatis itu diumumkan pada Kamis (07/7) oleh James Murdoch pemilik utama perusahaan penerbitnya, News International, yang tak lain merupakan pewaris kekayaan Rupert Murdoch.
Di Inggris, keluarga Rupert Murdoch juga memiliki media penerbit Sun, Times dan Sunday Times.
Sekitar 4.000 figur yang dimunculkan tabloid mingguan News of the World ternyata menjadi korban penyadapan telepon yang dilakukan oleh penyelidik, reporter dan redaksi tabloid.
Dalam pernyataannya James Murdoch seakan ingin membela diri, dengan mengatakan bahwa pihaknya gagal mengetahui ketidakberesan yang terjadi di tubuh pengelola tabloid itu.
Tahun 2007 reporter mereka Clive Goodman dan seorang penyelidik swasta yang disewa Glenn Mulcaire dijatuhi hukuman penjara karena terlibat penyadapan telepon ilegal.
Namun perbuatan kotor itu selalu disangkal oleh pengelola. Mereka bilang cara-cara iegal itu tidak menyebar dan hanya dilakukan dan melibatkan segelintir oknum.
Perbuatan busuk itu ternyata tidak sekedar menyadap telepon, dan tidak lagi bisa disembunyikan. Diketahui kemudian bahwa News of the World membayar polisi untuk mendapatkan informasi yang mereka inginkan. Telepon yang mereka sadap tidak terbatas milik politisi dan selebritis, tetapi juga korban tindak kejahatan.
Milly Dowler, remaja korban penculikan dan pembunuhan tahun 2002 pun tidak lepas dari penyadapan News of the World. Demikian pula keluarga korban bom bunuh diri kereta bawah tanah di London tahun 2005.
Lebih tidak terpuji lagi, penyelidik News of the World ditengarai sengaja menghapus rekaman pesan suara milik Milly Dowler, sehingga seakan memberikan harapan kepada keluarga bahwa putri mereka masih hidup.
Sebagai akibat kecurangan tabloid itu, sejumlah perusahaan Inggris terkemuka menarik kontrak iklan mereka di News of the World dan juga koran milik Murdoch lainnya.
Pengambilalihan kontrol penuh atas satelit BSkyB oleh Murdoch, yang sekarang sahamnya sudah dikuasai 39%, juga terkendala. Kabarnya Menteri Kebudayaan Inggris Jeremy Hunt meminta agar kesepakatan itu ditunda.
Rupert Murdoch pernah meramalkan dan sangat yakin bahwa media massa cetak di era digital akan menghadapi masa depan yang suram. Ternyata ia meramalkan nasib bisnisnya sendiri.*