Hidayatullah.com–“Keamanan jamaah haji adalah garis merah yang tidak boleh diterobos.” Demikian dikatakan oleh Letjen Said bin Abdullah al-Qahtani, direktur jenderal keamanan publik.
Ia menambahkan, sebaiknya tidak ada seorang pun yang berani untuk mengganggu ketentraman dan kenyamaan jamaah, yang sedang melakukan ibadah ritual agama mereka.
Berbicara keapada Arab News (24/10/2011) setelah mendatangi pelatihan untuk pasukan keamanan darurat di Jeddah, Qahtani mengambarkan ibadah haji sebagai pertemuan manusia terbesar di dunia. “Orang dari berbagai negara, warna kulit dan ras datang ke Kerajaan untuk berhaji dan mereka menerima penyambutan dengan sepenuh hati,” katanya.
Al-Qahtani juga mengatakan, jamaah hendaknya tidak membuat masalah apapun, atau menimbulkan bahaya terhadap jamaah lainnya. “Mereka telah datang ke sini untuk memperoleh keridhaan Allah dan kewajiban kami untuk memfasilitasi pergerakan mereka dan berusaha agar mereka dapat melakukan ibadah dengan mudah dan nyaman.”
“Kami menaruh kepercayaan penuh terhadap semua jamaah dan yakin mereka datang untuk melaksanakan rukun Islam kelima dan bukan untuk tujuan lain. Kami tidak akan membiarkan mereka terlibat dalam aktivitas lain selama haji,” katanya ditujukan kepada mereka yang meremehkan keamanan haji.
Al-Qahtani tidak mengingkari adanya sejumlah orang yang tidak memiliki izin haji menyelinap ke tempat-tempat suci. Untuk itu pihaknya berusaha untuk menimalisir masalah tersebut.
Pelatihan keamanan haji yang dilaksanakan, merupakan latihan membersihkan area dari tersangka teroris, senjata dan persembunyian yang mungkin dipakai para penjahat. Helikopter dan pasukan penyerang khusus terlibat dalam operasi itu.
Menurut Brigjen Khalid al-Muhammadi, komandan pasukan darurat, latihan semacam itu setiap tahun dilaksanakan di daerah yang berbeda.*