Hidayatullah.com–Liga Arab mengajukan usulan penyelesaian konflik kepada Suriah, usai pertemuan tingkat menteri Arab di Doha, Qatar, pada hari Sabtu meminta Damaskus menarik tank-tanknya dari wilayah pemukiman penduduk sipil. demikian dilaporkan The Peninsula Qatar (01/11/2011).
Menurut keterangan seorang pejabat senior Liga Arab kepada Al Jazeera (31/10/2011), proposal rancangan Komite Menteri Arab itu menginginkan Suriah segera menarik pasukannya dari wilayah sipil dan mengajak berunding kelompok oposisi.
Sekretaris Jenderal Liga Arab Nabil Al Arabi mengatakan, batas waktu terakhir yang diberikan kepada Suriah untuk menanggapi usulan tersebut adalah hari Senin kemarin.
Al Jazeera melaporkan, delegasi Suriah pimpinan Menteri Luar Negeri Walid Al Muallim yang menghadiri pertemuan tingkat menteri itu, pergi begitu saja tanpa memberikan keterangan terkait propasal Liga Arab tersebut.
Hadir pula dalam pertemuan, Bouthaina Shaaban, penasehat Presiden Suraih Bashir Al Assad.
Salah satu keberatan dari pihak Suriah dalam pertemuan dengan Komite Menteri Arab itu adalah, Damaskus menolak urusan dalam negerinya dibahas di luar wilayah negerinya (di Kairo).
Dalam wawancara dengan televisi Rusia hari Ahad, Presiden Assad mengatakan ia bersedia bekerjasama dengan kelompok oposisi. Dan dalam wawancara sebelumnya dengan Sunday Telegraph, ia mengatakan bahwa intervensi Barat di Suriah akan mengakibatkan ‘gempa bumi” di kawasan Tmur Tengah.
Sementara itu Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen mengesampingkan pilihan untuk menerapkan zona larangan terbang atas Suriah.
“Kami tidak bermaksud untuk melakukan intervensi atau semacamnya di Suriah,” tegas Rasmussen, seraya mengatakan bahwa kondisi Suriah berbeda dengan Libya, di mana mereka mendapat mandat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.*