Hidayatullah.com–Vatikan akhirnya mengambil tindakan hukum atas kasus “pelecehan” foto pemimpinnya yang dilakukan oleh perusahaan Benetton.
Dalam sebuah pernyataan hari Kamis lalu, Vatikan mengatakan, pihaknya mengambil tindakan hukum untuk mencegah publikasi dari sebuah montase foto yang menunjukkan Paus mencium seorang klerik Muslim terkemuka sebagai bagian dari kampanye iklan Benetton.
Pernyataan dari sekretaris negara Vatikan dikeluarkan meskipun perusahaan pakaian Italia itu telah mengumumkan menarik foto itu setelah kritik keras dari Takhta Suci.
Vatikan mengatakan sekretariat negaranya akan meminta para pengacara “mengambil tindakan di Italia dan luar negeri untuk mencegah beredarnya foto itu di media massa dan di tempat-tempat lain.”
Vatikan mengatakan foto Benetton itu “melukai tidak hanya martabat paus tetapi juga kepekaan umat beriman.”
Poster itu menunjukkan Paus Benediktus berkecupan bibir dengan Ahmad Tayyib, Syeikh Al Azhar dan Imam Besa Masjid Al-Azhar di Kairo, Mesir, dan seorang tokoh Islam Sunni.
Foto itu adalah bagian dari kampanye global melalui yayasan UNHATE yang memuat foto-foto dari para pemimpin politik dan agama yang sedang berciuman. Padahal selama ini, Syeikh Ahmad Tayyib tidak pernah bertemu Paus, bahkan menolak berdialog.
Foto-foto kejutan lain menunjukkan Presiden AS Barack Obama mencium mitranya dari Cina Hu Jintao dan Presiden Venezuela Hugo Chavez.
Sebuah foto lain memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berciuman dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas. Presiden Prancis Nicolas Sarkozy berciuman dengan Kanselir Jerman Angela Merkel.
Poster-poster itu muncul di toko-toko pakaian Benetton serta di koran, majalah dan di situs-situs Web Internet.
Perusahaan itu membela kampanyenya, dengan mengatakan tujuannya “adalah semata-mata untuk memerangi budaya kebencian dalam segala bentuknya.”
Beberapa jam peluncuran kampanye itu pada Rabu, Vatikan mengeluarkan pernyataan yang mengungkapkan “protes keras atas penggunaan foto Bapa Suci itu yang benar-benar tidak dapat diterima, dimanipulasi dan dieksploitasi dalam kampanye publik dengan tujuan komersial.”
“Ini menunjukkan kurangnya penghormatan terhadap Paus, sebuah pelanggaran terhadap perasaan umat beriman, sebuah demonstrasi yang jelas tentang bagaimana publik dapat melanggar aturan-aturan dasar yang menghormati orang dengan menarik perhatian yang bersifat provokatif,” kata juru bicara Vatikan Pastor Federico Lombardi SJ, dikutip AFP.
Rangkulan diantara Paus dan imam itu juga sempat ditampilkan di spanduk pada Rabu di Castel Sant’Angelo dekat Roma, tidak jauh dari Vatikan.
Sebelum ini, lembaga tinggi Al-Azhar juga mengomentari kelakuan Benetton, perusahaan pakaian dari Italia, sebagai perusahaan internasional tapi menunjukkan sifat yang buruk.
“Al-Azhar menahan untuk memberi komentar terhadap perbuatan kotor itu, yang menunjukkan buruknya perusahaan internasional itu,” sebut salah satu sumber yang bertanggung jawab di Masyikhah Al Azhar, demikian lansir situs berita Mesir lokal Yaum As Sabi’ (16/11/2011).
Dr. Muhammad As Sulaimani, profesor studi Islam Italia juga mengajak agar rakyat Mesir dan umat Islam melakukan aksi boikot untuk tidak membeli produk merk dagang tersebut, sebagai respon atas iklan yang melecehkan itu.*